BAUBAU, FAKTASULTRA.ID – Rencana Pembangunan Rekonstruksi Baruga di dalam Kawasan Benteng Kraron yang berkonstruksi beton sebagaimana pernyataan Gubernur Sultra beberapa waktu lalu mendapat reaksi dan tanggapan dari berbagai lembaga dan elemen masarakat Adat.
Kali ini Lembaga Adat Kesultanan Buton Versi Rau ( Laode Muh Djafar ) tanggal 14 Maret 2024 beraudiens ke Walikota Baubau La Ode Ahmad Monianse di Rujab Wali Kota Baubau dalam rangka membawa pernyataan Sikap Penolakan konstruksi Beton ( Betonisasi ) pada rencana Pembangunan Baruga tersebut.
“ini sudah melanggar aturan perundang undangan Cagar Budaya dan konsep revitalisasi kawasan benteng kraton.
Perencanaan design Pembangunan Baruga yang di inginkan Gubernur Ali Mazi itu sarat dengan ketidak pahaman tentang Pembangunan Ornament-ornamen dan benda dalam Kawasan Cagar Budaya,”ujar Juru Bicara Lembaga Adat Kesultanan Buton, Tamrin di dampingi Bontoogena Drs Abd Wahid dan beberapa Bonto Lembaga Adat Kesultanan Buton menjelaskan saat penyampaian aspirasi di Walikota Baubau
Kedatangan LAKB ( lembaga Adat Kesuultanan Buton ).
Kata dia pertemuan LAKB dengan Walikota Baubau dalam rangka menyampaikan aspirasi dan pokok pokok pikiran yang pointnya adalah menolak perencanaan design Konstruksi Beton pada pembangunan Baruga Kraton Buton , apa lagi saat ini selain UU Cagar Budaya , pemkot Baubau sudah mengeluarkan Perwalikota Baubau tahun 2022 tentang penataan Kawasan Khusus Keraton Buton.
Dengan tegas ia menyampaikan Lembaga Adat Kesultanan Buton ( LAKB ) versi Rau menolak rencana betonisasi pada pembangunan Baruga Benteng Kraton.
“Lembaga adat kesultanan Buton menolak rencana betonisasi pada baruga keraton Buton,”pungkasnya.
