
JAKARTA,FAKTASULTRA.ID – Klaim Laut Natuna Utara antara cina dan Indonesia kini kian memanas dan menjadi perhatian masyarakat Indonesia, salah satunya datang dari Direktur Maritim Research Institute Makbul Muhammad.
Kata dia hampir setiap waktu Cina melakukan okupasi ekonomi di laut Natuna utara yang juga di klaim Cina sebagai Nine Dash Line (sembilan garis putus-putus).
“Artinya apa ? Cina bukan saja melakukan pendekatan militer tapi juga menguatkan setiap saat pendekatan ekonomi nya. Bahkan Cina telah mengembangkan Kepulauan Spratly untuk pariwisata,”bebernya.
Menurut dia pendekatan ekonomi jauh lebih berani dalam bermain di wilayah sengketa. Cukup bersenjatakan alat tangkap ikan.
Dia mengingatkan kegagalan atas Sipadan dan Ligitan, bukan karena militer kita tidak mampu melakukan ekspansi kepada Malaysia, tapi karena pengaruh ekonomi Malaysia lebih kuat tertancap di pulau itu.
“Sekarang sejauh mana mamanfaatkan Natuna Utara dalam pendekatan non militer ?
Natuna Laut yang begitu kaya sehingga negara-negara asing hilir mudik memanfaatkannya,”katanya.
Dia menyarankan kepada Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) agar membuat kebijakan khusus yang serius untuk dilakukan pemanfaatan laut Natuna Utara. “Kirimlah nelayan tangguh kita yang di fasilitasi oleh negara yang setiap waktu mengibarkan bendera merah putih di laut Natuna Utara,”tutupnya.





