BUTON, FAKTASULTRA.ID – Pj. Bupati Buton, La Haruna, S.P., M.Si. mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Nasional Inflasi dan Tuberkulosisi (TBC) yang dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Jenderal Polisi (Purn) Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, B.A., M.A., Ph.D. secara daring di Ruang VIP Kantor Bupati Buton, Senin, 10 Juni 2024.
Turut hadir dalam Rakor tersebut Sekretaris Daerah Kabupaten Buton Asnawi Jamaluddin, S.Pd., M.Si., Kepala BPS Buton Zablin, S.ST. dan para kepala OPD terkait.
Dalam arahannya terkait Inflasi Mendagri menyampaikan bahwa saat ini Indonesia patut bersyukur karena angka inflasi Indonesia terkendali dibandingkan dengan negara lain seperti Turki dan Argentina yang anak inflasinya tembus hingga 200%.. “Namun, para kepala daerah tetap harus kerja keras dan memperhatikan daerahnya dengan kebijakan yang tepat,” jelasnya.
Lanjutnya bahwa melalui rapat tersebut dapat membangunkan kita semua terutama pemerintah daerah di 552 provinsi/kabupaten/kota untuk bekerja bersama dalam menangani TBC karena ketika kita kerja bersama-sama semua bisa kita kendalikan.
“Seperti covid pengalaman kita kemarin yang bisa kita atasi secara bersama-sama. Melalui forum ini dalam pengancaman TBC perlu ada Tim Penanganan TBC yang dikeluarkan dengan SE dari Mendagri dan Menkes yang di dalamnya terdapat langkah teknis dan konkrit,” ujarnya.
Dikesempatan yang sama Menteri Koordinator Pembangunan Manusi dan Kebudayaan Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. menyampaikan bahwa masalah kesehatan di Indonesia adalah penyakit menular salah satunya TBC. Saat ini Indonesia berada di posisi kedua di bawah India sebagai jumlah kasus TBC tertinggi di dunia.
“Harus ada yang kita perbaiki dalam mengambil kebijakan. Setiap hari kematian akibat TBC sebanyak 300 orang lebih banyak dibanding Covid. Kita harus betul-betul kerja keras dan mengejar target dengan langkah konkrit dan terukur,” tegasnya.
Kemudian Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa untuk penanganan TBC targetnya samgat agresif dimulai sejak Covid dan selaras dengan WHO.
“Target teman-teman kepala daerah gang pertama yaitu notifikasi yaitu menemukan dan mendeteksi 90% penderita TBC. Kedua, Treatment setelah ditemukan maka diobati agar tidak menular. Ketiga, harus selesai karena pengobatannya lama sehingga harus dituntaskan,”ucapnya.