
BUTON,FAKTASULTRA.ID – Beras rakyat miskin yang kini berganti menjadi bantuan pangan non tunai program pemerintah pusat dipersoalkan warga desa dongkala kecamatan Pasarwajo pasalnya diduga didagangkan.
Salah seorang warga Waode Ramu Sukarno Hatta mengatakan selama ini bantuan yang diterimanya dalam bentuk beras dan perbulan satu karung namun saat ini malah berkurang menjadi beras 5 kilo dan telur satu rak.
“Selama ini kita terima hanya bantuan beras satu karung tapi sekarang hanya lima kilo dna telur satu rak,”ujarnya.
Kata dia bantuna dulu berbeda dengan sekarang dulu beras saja sekarang diuangkan sebesar Rp 110 ribu tapi hanya dikasih beras dan telur satu rak.
“Uang beras sekarang masuk di rekening mulia bulan ini sebesar rp 110 ribu tapi yamg kami dapat beras 5 kilo dan satu rak telur ,” ujar Waode Ramu Sukarno Hatta.
Lanjut dia seandainya bisa mendingan uangnyaa di berikan ke warga biar belanja sendiri di pasar jangan dibelikan dinas sosial.
Sementara itu Supiati Siombolina mengatakan selama ini bantuan beras yang dibagikan pemerintah desa dan setiap bulan mendapatkna jatah satu karung namun saat ini malah tidak dapat bantuan.
“Setiap bulan saya dapat bantuan beras di desa kenapa saat ini tidak dapat lagi,”ujarnya.
Lanjut dia bulan kemarin dapat seperti biasanya satu bulan satu karung 10 kilo, namun setelah bantuan beras lewat rekening malah tidak diberikan.
“Saya itu punya kartu, kenapa tidka dapat bantuan,”tuturnya lagi.
Katanya tidak terima dengan hal tersebut keduanya melaporkan kasus itu pada kantor polisi untuk ditindak lanjuti.
Sementara itu Kadis Sosial Buton Asnawi mengatakan saat ini bantuan beras raskin ataupun rastra sudah tidak ada diganti dengan bantuan pangan non tunai dan di Buton berupa beras dan telur.
Dijelaskannya bantuannya dalma bentuk uang yang di masukan ke rekening BRI setiap bulan rp 110 ribu dan BRI bekerja sama dengan pondok untuk melakukan pembelian berua beras dan telur yang sesuai dengan harga di pasaran.
“Bantuannya dikirim daei pusat ke rekening bank yang di tunjuk dalam hal ini BRI dan langsung ditukar dengan bahan pangan beras dan telur,”ujar dia.
Dikatakannya lagi yang mengeluarkan kartu bukan dari Dinsos tapi kementrian melalui Bank yang langsung dibelanjakan dan dapat diambil kapan saja.
“Mereka mengambil beras dan telur di agen warung yang dikerjasamakan, tapi beras tetap dari Bulog dengan harga Rp 9450 perkilo, harga tidka boleh tinggi dari harga pasar,”katanya.
Saat ini lanjut dia BRI masih bagi kartu dan Sebagian ada yang belum tersalur rotal penerima bantuan 5000 lebih dan yang bwlum tersalur 400 kartu lagi.
“Hampir semua kecamatan di Buton sudah dibagikan kartunya,”tururnya lagi.
Sebenarnya kata dia lagi dari Kementrian terdata ada 16 ribu KK miskin di Buton namun hanya 5000 yang dapat bantuan sisanya 10 ribu lebih antri jika ada yang pindah dan meninggal maka akan diganti.
Untuk tahun ini jumlah penerima bantuan berkurang namun yang menentukan dapat bantuan langaung dari Kementrian Sosial.
Kades Dongkala Laode Mukmin mengatakan untuk bulan ini bantuan beras buka menjadi urusna desa semua langsung di serahkan ke dinas sosial kami hanya menyiapkan data.
Didesa dongkala sendiei lanjut dia masih ada 50 KK miskin yang mendapatkan bantuan jumlah itu menurun tiap seiring dengan perkembangan masyarakat .”Kami memnag siapkan data tapi ynag tentukan dapat atau tidaknya bukan desa lagi,”katanya