BUTON, FAKTASULTRA.ID – Stunting menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling dikhawatirkan di Indonesia. Kabar baiknya, angkanya mengalami penurunan pada tahun 2021.
Hal ini terungkap dalam pertemuanĀ dengan Pemangku kebijakan tingkat Kecamatan dan desa, Kader Kepo, Kader Pembangunan Manusia (KPM), mitra potensial (tokoh masy/tokoh agama/ tokoh pemuda/majlis taklim/dan lainnya).
Plt Kadis Kesehatan Buton Alimani S.Sos M.Si menyebut presentasi penderita stunting menurun pada tahun 2019 sebesar 27,07 persen ditahun 2020 menurun 23,32 persen dan tahun 2021 menurun menjadi 22,31 persen.
“Penurunan ini terjadi disemua lokus stunting di Kabupaten Buton,”terang Alimani, Rabu (29/12/2021).
Untuk Kecamatan Pasarwajo dan Wolowa jumlah penderita stunting lebih kecil, sementara Lasalimu, kapontori dan Siotapina terbilang tinggi pada beberapa desa untuk kecamatan Wabula dan Lasalimu Selatan sedang.
Untuk mengatasi hal tersebut lanjut dia melalui pertemuan pada semua kecamatan diharapkan semua unsur yang ada dapat mengoptimalkan peranannya sesuai dengan tugas dan fungsinya mssing-masing di masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan stunting.
“Semua unsur dapat bekerjasama dan berintegrasi dalam upaya percepatan penurunan stunting,”harapnya.
Dikatakannya ada 25 lokus stunting di Buton yang tersebar di 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Buton, dengan akselarasi semua pihak diharapkan angka stunting dapat turun di tahun 2022.
“Salah satu target yang kami ditetapkan pada tahun 2022 adalah menurunkan stunting,”tandasnya.
Sebelumya Pelaksanaan kegiatanĀ digelar:
1. Kec. Kapontori tgl 13 nov 2021 di aula kantor kec. Kapontori
2. Kec. Wabula di aula.kantor kec wabula tgl 22 nov 21
3. Kec. Wolowa di aula kantor kec. Wolowa tgl 39 nov 2021
4. Kec. Pasarwajo tgl 7 des 2021 di ruang pertemuan puskesmas banabungi di takimpo
5. Kec. Lasalimu tanggal 19 des 2021 di aula kantor kec. Lasalimu
6. Kec. Lasel tgl 14 des 2021 di aula kantor kec. Lasel
7. Kec. Siontapina tgl 19 des 2021 di Baruga desa Matanauwe.