BUTON,FAKTASULTRA.ID – Sempat membuat heboh warga akhirnya pihak kepolisian dari Satreskrim Polres Buton melakukan pendalaman terkait penemuan mayat perempuan S (34) warga Desa Bungi, Kecamatan Wolowa 8 februari 2021 lalu.
Hari ini, rabu (17/03) tim forensik dari Polda Sultra melakukan autopsi kepada jenazah korban S (34). Sebelumnya korban ditemukan di kebunnya oleh warga dalam keadaan sudah tidak bernyawa dan ada dugaan korban meninggal tak wajar.
Kapolres Buton, AKBP Gunarko melalui Kasat Reskrim, AKP Dedi Hartoyo S.Pi mengatakan atas permintaan keluarga korban sehingga aparat melakukan autopsi untuk mengetahui penyebab dari kematian korban.
“Korban meninggal sudah 40 hari, penyebab kematian masih kita dalami nantinya hasil visum dan otopsi akan kita kolaborasikan untuk mengetahui penyebab kematian korban,”bebernya ketika ditemui di tempat otopsi Desa Bungi, Rabu (17/03).
Kata dia berdasarkan hasil penyelidikan sementara korban mengalami depresi sehingga mengakiri hidupnya dengan meminum racun rumput saat olah tkp ditemukan racun disekitar tempat kejadian.
Namun lanjut dia pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan terkait penyebab kematian korban sehingga didatangkan tim forensik untuk melakukan outopsi
“Kita masih mengumpulkan keterangan hari ini dilakukan autopsi tujuannya untuk mengetahui penyebab kematiannya, kami sudah lakukan visum sebelumnya secara luar tapi belm bisa ambil kesimpulan nanti dikolaborasikan dengan hasil autopsi,”bebernya lagi.
Untuk hasil autopsi lanjut dia menunggu hasil pemeriksaan tim forensik dari bayangkara Polda dan Rumkit Polda Sultra
“Untuk hasilnya saat ini kami masih menunggu informasi dari Tim Dokter Forensik, hasilnya seperti apa saya belum bisa sampaikan karena kita masih menunggu prosesnya,” ungkapnya.
Dikatakannya lagi pengajuan untuk dilakukan autopsi tersebut bukan hanya permintaan dari keluarga korban sendiri tetapi juga datang dari pemerintah desa, perangkat adat desa setempat dengan membuat surat pernyataan untuk dilakukan autopsi.
Pantauan kami saat autopsi dilakukan keluarga korban, kades, perangkat adat dan masyarakat ikut menyaksikan proses autopsi dari tim forensik. Aparat menutup tempat pelaksanaan autopsi dengan garis polisi dan terpal. Keluarga korban menyaksikan dàri luar, autopsi dilakukan sejak pagi hingga pukul 11.30 autopsi belum selesai.