Memberitakan Dengan Fakta
BAUBAU  

Pemkot Sukses Menggelar FFBW di Benteng Keraton, Antusias Warga Sangat Besar

Pemkot Sukses Menggelar FFBW di Benteng Keraton, Antusias Warga Sangat Besar
Ketgam : Festival Film Benteng Wolio 2025 Angkat Tema “Perempuan dalam Spektrum Cahaya”

Baubau – Pertama kalinya, Festival Film Benteng Wolio (FFBW) digelar di kawasan bersejarah Benteng Keraton Wolio, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Minggu (19/10).

Festival ini diinisiasi oleh komedian dan aktor Arie Kriting, didukung oleh Dinas Pariwisata Kota Baubau serta berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Mengusung tema “Perempuan dalam Spektrum Cahaya”, FFBW 2025 menjadi bentuk penghormatan terhadap peran perempuan dalam sejarah, sekaligus mengenang Raja Wakaka, pendiri Kerajaan Buton yang menjadi simbol kepemimpinan perempuan lintas generasi.

Sebanyak 25 layar tancap dipasang di berbagai baluara (bastion) Benteng Keraton Wolio — benteng terluas di dunia. Puluhan film karya sineas Indonesia, termasuk sineas lokal Sulawesi Tenggara, akan diputar secara serentak. Setiap lokasi disulap menjadi studio mini dengan nuasa benteng dengan jadwal pemutaran berbeda-beda.

Festival dibuka di Kamali Kara, dan dihadiri oleh Asisten III Setda Kota Baubau, La Ode Darus Salam (mewakili Wali Kota Baubau), unsur Forkopimda, DPRD Kota Baubau, Dinas Pariwisata Provinsi Sultra, serta sejumlah tokoh perfilman nasional seperti Arie Kriting, Ge Pamungkas, Aco Tenriyagelli, Beyon Destiano, dan Indah Permatasari

“FFBW mempertemukan karya masa lalu dengan karya kekinian untuk mempersiapkan masa depan,” kata Arie Kriting. “Benteng Wolio adalah peninggalan sejarah, dan kini menjadi panggung bagi karya sineas masa kini.”

FFBW 2025 juga didukung oleh Jakarta Film Week dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta berpotensi menayangkan film produksi Dian Sastrowardoyo.

Dengan durasi film 15–30 menit dan 3–4 film per layar, festival ini akan menayangkan sekitar 50 film pendek selama berlangsungnya acara.

Melalui FFBW 2025, Kota Baubau diharapkan semakin dikenal sebagai kota pusaka dan destinasi wisata budaya kebanggaan Sulawesi Tenggara.

Project Leader, Ari Kriting mengatakan Festival Film Benteng Wolio 2025 mempertemukan masa lalu dan masa kini.

 

“Dalam festival ini kami disupport Jakarta Film Week, film Ekonomi Kreatif, Starvition, juga film lokal hadir dalam pemutaran,” tambahnya.

Arie Kriting juga mengungkapkan event ini mungkin dapat didorong sebagai kegiatan yang diselenggarakan tahunan sehingga bisa menarik dan wisatawan serta pengunjung di luar kota Baubau dan Sulawesi Tenggara.

“Melihat antusias masyarakat, tidak menutup kemungkinan layar tancap akan kembali hadir di Benteng Keraton Wolio tahun depan,”tutupnya.

Festival Film Benteng Wolio merupakan ajang perfilman terbuka yang diselenggarakan di kawasan Benteng Keraton Wolio, Baubau. Festival ini mempertemukan sejarah, tradisi, dan sinema dalam satu ruang ekspresi budaya, mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif dan pariwisata berkelanjutan.

Salah Seorang warga bernama Nunung mengatakan senang dapat menonton layar tancap di kawasan benteng Keraton, kata dia sudah lama tidak menonton film gelar tancap.

“Saya senang nonton layar tancap seperti ini, apalagi tidak bayar alias gratis,”ujarnya.

Dia berharap acara seperti itu terus berlanjut bukan hanya sekali.

Tinggalkan Balasan