BAUBAU, FAKTASULTRA.ID – Memasuki hari ke-15 Ramadhan, Karang Taruna Lelemangura Kelurahan Melai, ikut serta melestarikan tradisi malona qunua atau malam qunut di Masjid Agung Keraton Buton, salah satu masjid tertua di Pulau Buton, Sabtu (15/03/2025) malam.
Tradisi ini merupakan warisan leluhur orang Buton yang sudah dilakukan sejak abad ke-16 Masehi.
“Dalam pelaksanaan tradisi malam qunut tersebut, Karang Taruna Lelemangura bersama Remaja Masjid Agung Keraton Buton melaksanakan shalat tarwih kemudian terkahir shalat witir,’ujar Ketua Karang Taruna Arlan.
Ia mengatakan bahwa ritual ini bertujuan memohon kepada Sang Pencipta, agar diberi keselamatan dunia dan akhirat dan terhindar dari segala marabahaya dan juga memanjatkan doa untuk keselamatan negeri.
Ia juga mengatakan “Malona Qunua” harus tetap dijalankan sebagai upaya melestarikan budaya dan adat istiadat leluhur buton.
“Namun tidak hanya itu, masyarakat Buton memahami Ramadan adalah sebuah proses penciptaan manusia,”lanjutnya.
Kata dia, menurut kepercayaan masyarakat Buton jika khatib membacakan khotbah Ramadan, maka manusia telah dilahirkan dalam kondisi fitrah.
Tradisi ini diawali dengan salat tarawih dan witir 23 Rakaat secara berjamaah di masjid keraton Buton.
Prosesi ritual Malona Qunua diakhiri acara makan bersama dengan sajian makanan khas tradisional yang juga menjadi hidangan di masa Kesultanan Buton seperti; kue waje (Kue dari Beras Ketan), kue baruasa, kue bolu, Loka yi hole (Pisang Goreng) Manu Nasu Wolio (Masakan Ayam Khas Buton), dan berbagai jenis makanan lainnya.
Acara makan bersama diawali dengan pembacaan doa oleh Moji, kemudian usai santap malam bersama, para perangkat masjid dan jamaah Masjid Agung Keraton Buton salin bersalam-salaman.