BUTON, FAKTASULTRA.ID – Menyikapi dinamika polemik Kelembagaan Adat Kesultanan Buton( LAKB) yang kurang lebih 10 tahun ini terjadi adanya
Beberapa Versi LAKB, tokoh kebudayaan hanya akui satu lembaga adat.
Laode Abdul Rahim, salah seorang Tokoh Pemerhati Kebudayaan Buton sekaligus sebagai Tokoh Masyarakat Adat Kadie Kondowa, bersama tokoh adat yang ada di Wilayah Kabupaten Buton mengatakan sangat mengapresiasi itikad baik, pemerintah kota, melalui PJ walikota Baubau, melakukan upaya menyatukan dua Kelembagaan Adat Baik Versi Rau dan Versi Baadia, yang di mulai dengan proses ISLAH (penyatuan personil antara siolimbona dan pangka yg ada di dua kelembagaan adat di maksud).
“Berangkat dari spirit dan itikad Pemerintah Kota Baubau, dan Filosofis Budaya yang sudah tertanam sejak Lama, Yiinda2mo KARO Somanamo LIPU, Yiinda2 mo LIPU somanamo SARA Yinda-tinda SARA somanamo AGAMA, Kami tegas mengakui hanya ada satu LAKB , “ujarnya, Minggu (08/09/2024).
Sejatinya Falsafah ini terpatri disemua Pelaku Adat Tanah Buton, dari masing – masing personal, dengan Semangat ala yii mendeumu, banaka yii peelumu, sesungguhnya mencerminkan itikad bersama demi penyatuan lembaga adat hasil islah.
Dia juga sangat memberi apresiasi Pada sikap Kepengurusan LAKB versi Rau secara hukum telah memiliki kekuatan Hukum lewat putusan Hukum yang sudah inkra tapi masih legowo dan mengalah demi kepentingan penyatuan dengan membuka diri dan mencari jalan terbaik guna terjadinya penyatuan kelembagaan.
Penyatuan ini sudah amat dirindukan oleh seluruh masyarakat Buton, sehingga semua kalangan mengharapkan tidak ada lagi LAKB versi-versian cukup satu LAKB .
“Berangkat dari niat dan kesungguhan pemerintah kota Baubau, kami sebagai repsentasi perwakilan sarana kadie Kadie khusus nya yang ada di Wilayah administrasi Kabupaten Buton , dimana Lembaga – lembaga adat yang ada ( SARA KADIE ) adalah merupakan bagian dari sejarah yang tak terpisahkan dari sejarah Kesultanan di masa Lalu.
“Kami bersepakat, menyatakan sikap mendukung lembaga adat kebudayaan buton (lkab) hasil islah, dan menolak. dengan tegas dan keras pihak dan atau oknum yang mengatasnamakan , kelembagaan adat baik versi rau maupun versi baadia, dan kami hanya mengakui LAKB hasil islah yang bersekretariat sementara di kantor walikota Baubau dan mendukung penuh kerja majeis siolimbona hasil ISLAH dalam menyusun perangkat LAKB sebagai Replika SARA OGENA pada konteks Kekinian,”tegasnya.
Semestinya sejak tanggal 3 September 2024 yang lalu, sejak Delegasi dari beberapa LAKB telah bersepakat di hadapan Pemerintah Kota Baubau serta disakskan oleh tokoh Masyarakat yi rua Kadie Yi nunca, maka dengan sendirinya tidak ada lagi LAKB yang lainnya.
“Tinggal satu LAKB yakni LAKB Persatuan yang sudah disepakati bersama. Jadi kalo ada LAKB yang masih melabeli diri sebagai LAKB versi Rau atau versi Baadia serta versi lainya, saya kira itu adalah gerakan oknum-oknum tertentu yang bertujuan mencilederai Kesepakatan , dan hal itu tidak akan di akui oleh masyarakat adat,”ungkapnya.
Dalam waktu dekat ini jugqma akan berkomunikasi kepada Badan Kontak majelis syara adat kabupaten buton (masakab) di Kabupaten Buton , untuk mengeluarkan pernyataan Sikap mendukung LAKB versi Islah yg sementara ini tereptesesi Pada SIOLIMBONA hasil islah sebaga Majelis Adat sesui dengan Tata Adat Negeri Buton ini.