Memberitakan Dengan Fakta
BAUBAU  

Masyarakat Adat Kadie Wasilomata Buteng, Dukung Lembaga Adat hasil Islah

Masyarakat Adat Kadie Wasilomata Buteng, Dukung Lembaga Adat hasil Islah
Masyarakat Adat kadie Wasilomata dukung pembentukan Lembaga Adat bersama Pemkot Baubau.

BAUBAU, FAKTASULTRA.ID – Sejak Bergulirnya gagasan Penyatuan Lembaga Adat Kesultanan Buton ( LAKB) dimana beberapa tahun terakhir ini terjadi beberapa versi dan mendapat respon dari berbagai Lembaga Adat di wilayah eks Kesultanan Buton .

Jika bebeberapa saat Lalu seluruh Lembaga lembaga adat Kadie yang bergabung dalamĀ  Majelis Adat Syara Kabupaten Buton, kali ini Lembaga dan masyarakat Adat kadie Wasilomata menggelar pertemuan untuk memberikan apresiasi terhadap penyatuan LAKB yang digagas oleh Pemerintah Kota Baubau beberapa waktu yang lalu .

“Sebagai bagian dari masyarakat Adat Buton kami sangat menginginkan Lembaga Adat kesultanan Buton ini tidak lagi terjadi berversi – versi , seyogyanya satu versi saja,”Ujar Syarifudin AS. S.Sos, Salah seorang sesepuh Adat Buton Tengah.

Sehingga lanjut dia, dengan adanya LAKB persatuan iniĀ  masyarakat Adat kadie Wasilomata sangat mendukung.

“Dengan disepakatinya ISLAH ini , Kami masyarakat Adat Wasilomata dan Lembaga lembaga Adat Kadie lainnya akan mendukung penuh dan menganggap tidak ada lagi LAKB yang Versi versi lainnya,”tegasnya.

Kata dia Parabela dan perangkat Adat Lainnya serta beberapa kepala Desa dan masyarakat adat Wasilomata Gelar acara Adat usai mendengar penjelasan secara rinci dan detil proses mekanisme islah oleh perutusan SIOLIMBONA hasil islah .

“Selama ini Kami Lembaga-lembaga Adat memiliki hubungan erat dan mengakui LAKB Versi alm Sultan Laode Djafar SH , karna secara Hukum versi inilah yang resmi Punya putusan hukum, sebagai warga negara kita harus taat pada putusan hukum,”katanya lagi.

Namun setelah mendengar dari utusan Siolimbona hasil islah bahwa ada upaya dari Pemkot Baubau dan telah disepakati penggabungan dari beberapa LAKB , maka inilah jalan yang terbaik dan sangat mendukung apa lagi LAKB versi Sultan Laode Djafar legowo islah.

Olehnya Kami masyarakat Adat Wasilomata hanya akan mengakui LAKB Hasil Islah sebagai Wadah pemersatu dari lembaga-lembaga Adat di Kadie Kadie yang ada diwilayah eks Kesultanan Buton ,

“Lewat Forum ini juga kami akan mengeluarkan surat pernyataan dukungan pada LAKB persatuan dan mengecam keras pada kelompok – kelompok atau oknum -oknum tertentu yang berupaya menggagalkan Hasil Islah LAKB yang telah disepakati pada tgl 3 September yang lalu,”tandasnya.

Sejatinya Sejak adanya Kesepakatan tersebut dari 2 LAKB yang sekian tahun terjadi berversi versi , hari ini tidak ada lagi LAKB versi lainnya, baik itu versi Baadia maupun Versi Rau yang kami akui adalah versi Persatuan hasil islah yang telah digagas oleh Pemkot Baubau.

“Mari kira beri Kepercayaan pada SIOLIMBONA hasil islah untuk bekerja menyusun Perangkatnya sebagaimana tatanan Adat kita .

Dalam waktu dekat ini , kami dari tokoh2 Adat mewakili masarakat adat Wasilomata dan lembaga2 adat yg ada di Buton tengah ini jg akan menyampaikan surat Pernyataan sukap Masyarakat Adat ini,”ajaknya.

Pada tempat dan waktu yg sama , Marwan Gani, disela acara Silaturahim adat memberikan tanggapannya dalam kapasitas sebagai generasi pemerhati budaya Buton , Bahwa bicara Budaya Buton ini tidqk dapat disekat oleh batas Administrasi Pemerintahan Kabupaten.

“Kita semua ini dalam bingkai orang Buton yang memiliki rumah besar Budaya Buton. Kami warga Buton tengah punya Lembaga Adat Kadie satu yang merupakan bagian dari sejarah Kebudayaan Kesultanan Buton,”ujarnya.

Hal yang Ironis jika di Pusat Kebudayaan Buton terjadi Banyak versi Kelembagaan Adat yang merepresentase diri sebagai SARA OGENA .

Olehnya Upaya PJ Wali kota ini untuk mengislahkan Kedua Versi LAKB sebagai orang Buton yang ada di Buton tengah sangat memberikan dukungan dengan adanya LAKB islah ini dan tidak ada lagi Versi Versi lain.

“Jika ada LAKB versi lain itu hanya gerakan oknum – oknum tertentu yang berupaya menggagalkan Proses Islah, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika kami mengatakan, Semestinya tokoh-tokoh Adat di Wolio sebagai pusat Budaya Buton itu malu dan tau diri dengan lembaga – lembaga Kadie yang diluar,”tandas nya.

Tinggalkan Balasan