BUTON, FAKTASULTRA.ID – Baru baru ini warga Pasarwajo, Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara digegerkan dengan penemuan ular piton berukuran 6 meter dan berat 100 kilogram. Untuk menangkap ular tersebut warga menggunakan cara mistis.
Andi salah seorang warga Desa Laburunci, Kecamatan Pasarwajo yang ikut menangkap ular mengatakan, kerap menangkap ular yang sudah meresahkan warga sekitar pasalnya ular yang ditangkap baisanya memangsa hewan ternak warga.
“Ular yang ditangkap kemarin itu di areal perkebunan warga jalan 25 kawasan Desa Banabungi, hampir memangsa sapi ternak,”katanya, Jumat (06/06/2024).
Menurut dia areal penangkapan ular piton motif batik tersebut memang kerap ditemukan ular, namun yang baru di temukan tersebut sangat besar butuh 12 orang untuk mengevakuasinya dari kebun warga.
Pernah sekali ditemukan ular dengan ukuran 10 meter, itu diawali dengan banyaknya hewan ternak yang hilang tiba -tiba bahkan kambingpun ikut di mangsanya. Makanya para pemuda di Kampung berkumpul dan mulai mengintai apa penyebab hilangnya ternak warga, ternyata yang ditemukan ular.
“Awalnya kami pikir ulah pencuri sehingga hewan ternak banyak yang hilang, setelah kami mengintai ternyata ular besar dengan ukuran 10 meter,”lanjutnya.

Dia mengatakan untuk menangkap ular biasanya mereka menggunakan cara mistis “paham orang tua zaman dulu”.
“Menurut paham orang tua kami, biasanya untuk menangkap ular cuma melemparkan tanah pada ular sebanyak 3 kali, hal itu akan membuat ular lemas dengan sendirinya. Saat lemas itulah ular dengan mudah di lumpuhkan,”tandasnya.
Cara itu lanjut dia sudah dilakukan turun temurun dan sangat mudah dilakukan bahkan untuk melumpuhkan ular besar sekalipun. Pasalnya ular yang akan dilumpuhkan biasanya lemas dengan sendirinya walaupun ular yang awalnya mengamuk setelah kena lemparan tanah akan mulai lemas jika bagian kepala sudah lemas ular itu sudah bisa dilumpuhkan biasanya dipotong dengan parang.
Ular yang ditangkap dengan ukuran besar biasanya perlu beberapa orang untuk menariknya keluar. Tapi jika ularnya kecil maka tak perlu banyak orang.
“Ular itu semakin besar akan semakin pendek tapi beratnya yang bertambah. Ini butuh banyak orang untuk menangkapnya,”katanya.
Lain hanya dengan ular yang panjang, itu biasanya masih kategori kecil karena bobotnya yang tidak begitu berat.
Dia juga mengatakan areal perkebunan warga di Desa Banabungi tepatnya di jalan 25, dahulu biasanya banyak ditemukan ular bahkan warga takut untuk melintas. Namun Sejak dihuni dan dijadikan tempat berkebun oleh warga, ular – ular itu sudah jarang ditemukan bahkan kadang mati dengan sendirinya di luar pagar.
“Kalau dahulu itu saat orang tua kami berkebun, ular itu mati dengan sendirinya di luar pagar kebun, padahal hanya dipagari dengan rotan dan batu,”imbuhnya.
Apapun cerita dibalik penangkapan ular tersebut, ia ingin membantu warga yang baisanya hewan ternak peliharannya dimangsa oleh reptil tersebut.