BAUBAU, FAKTASULTRA.ID – Asisten III Setda Pemkot Baubau Laode Darusalam membantah telah melakukan pemboikotan saat pelaksanaan Faali/tahapan pemilihan sultan Buton di mesjid agung keraton kamis malam pekan lalu.
Menurutnya kehadirannya saat itu sebagai Plh Sekda Kota Baubau. Rombongan Pemkot Baubau yang tiba saat itu menyampaikan surat balasan kepada perangkat mesjid, salah satu isi poinnya adalah untuk kegiatan diluar keagamaan itu tidak boleh dilaksanakan di mesjid kecuali atas izin pemerintah.
“Pada dasarnya keinginan Walikota itu kita ingin duduk bersama untuk menyatukan tiga lembaga adat di Baubau dan saat itu mereka berkeras ,”ujarnya ketika dihubungi, Rabu (22/05/2024).
Tugas pemerintah lanjut dia memfasilitasi lembaga-lembaga yang ada di Baubau agar nantinya hanya ada satu sultan saja. “Kan tidak enak di dengar jika di Kesultanan Buton punya tiga Sultan, dan ini menjadi tugas pemerintah memfasilitasinya,”ujarnya lagi.
Soal kedatangan Pemkot Baubau di Mesjid Agung Keraton untuk menjawab dan membawa balasan surat aperangkat mesjid tidak ada salahnya apalagi saat pelaksanaan faali oleh Lembaga Adat Kesultanan Buton belum mengantongi izin resmi dari Pemkot Baubau.
“Kan tidak ada salahnya kami hadir. Pemerintah belum menjawab surat dari mereka, kami hanya menjawab surat dari perangkat mesjid,”lanjutnya.
Ditegaskannya mesjid itu tempat pelaksanaan ibadah seperti salat lima waktu.
Sehingga karena saat ini Walikota masih berada di luar daerah maka pertemuan tiga lembaga adat ini belum di laksanakan, nanti saat Walikota datang di Baubau, akan diundang kembali lembaga-lembaga adat ini.
“Pemerintah tugasnya memfasilitasi, Kan tidak enak di dengar diluar, jika Buton tiga Sultannya,”tegasnya lagi.
Saat ini ada tiga versi lembaga adat yakni La Ode Jabar Hibali, versi Dr LM Izat Manarfa dan LM Jafar. Ini yang akan di fasilitasi, duduk bersama untuk di satukan.
Tujuannya pemerintah bagus, untuk memfasilitasi agar di Kesultanan Buton itu memiliki satu Sultan.





