BUTON, FAKTASULTRA.ID – Pemkab Buton terus berupaya menekan Stunting salah satunya mengajak warga agar Konsumsi Pangan Berbasis B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman).
“Salah satu masalah kekurangan gizi yang saat ini menjadi perhatian pemerintah adalah stunting yaitu kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya,”ujar Pj. Bupati Buton, Drs. La Ode Mustari, MSi dalam Forum Sosialisasi Konsumsi Pangan Berbasis B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) tingkat Kabupaten Buton yang digelar Pemkab Buton melalui Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara di Aula SMKN 2 Pasarwajo, Rabu 13 Desember 2023.
Lebih lanjut Kepala Daerah di Bumi Penghasil Alam Terbesar di dunia ini mengatakan bahwa konsumsi pangan berkualitas dapat diwujudkan apabila pola konsumsi manakan sehari-hari. Tindakan nyata itu dilakukan secara tepat, mengandung zat gizi lengkap sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan jumlah yang berimbang antar kelompok pangan berdasarkan cita rasa, daya cerna dan kemampuan daya beli masyarakat sehingga konsumsi pangan yang berkualitas diharapkan dapat mengatasi permasalah gizi ganda yanitu kekurangan dan kelebihan gizi.
“Salah satu upaya untuk mensosialisasikan konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman sebagaimana diamanatkan oleh Perpres Nomor 22 Tahun 2009 tentang kebijakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal,” katanya.
Turut hadir Sekretaris Daerah Kabupaten Buton, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Buton, Ketua TP PKK Kabupaten Buton, Para Pejabat Eselon II Lingkup Pemkab Buton, Kabid Konsumsi dan penganekaragaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sultra Para Camat Se-kabupaten Buton, Para Kepala Desa/Lurah Se Kabupaten Buton, Para ibu ibu PKK Se-kabupaten Buton.
Dalam laporan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sultra yang diwakili Kabid Konsumsi dan penganekaragaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sultra ibu Rosmini, S.Tp.M.S menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan juga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk selalu mengonsumsi pangan yang berbasis B2SA.
Ia menyampaikan bahwa pola mengonsumsi pangan berbasis B2SA sampai saat ini belum tercapai, karena secara nasional sudah mencapai 92%, namun untuk provinsi Sulawesi Tenggara baru mencapai 80,1% dan untuk Kabupaten Buton baru mencapai 78% dari target ideal 100%.
Olehnya itu perlu adanya sosialisasi ini secara terus menerus agar pola konsumsi pangan berbasis B2SA dalam rangka untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan sehingga dapat mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, aktif dan produktif.
“Sasaran dalam kegiatan ini adalah PKK karena PKK merupakan unjung tombak sebagai perpanjangan tangan sampai ke meja makan Masyarakat,” katanya.
Maka perlu dilaksanakan melalui demonstrasi memasak menu B2SA dan lomba cipta menu secara berjenjang mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, dan nasional.
Sekarang ini kata Kabid utnuk terus memantapkan kemandirian pangan lokal dan pelestarian sumber daya alam, dengan memanfaatkan hasil potensi alam daerah misalnya singkong, jagung, ubi, jalar, pisang, sagu, sukun, dan lain-lain yang tersebar di seluruh kecamatan.
“Untuk memotivasi masyarakat agar mau mengonsumsi makanan sesuai pola pangan harapan maka secara khusus kami harapkan kepada tim penggerak PKK Kabupaten, Kecamatan dan Desa serta Organisasi dharma wanita yang ada untuk dapat memasyarakatkan betapa pentingnya konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman yang mengatamakan sumber daya pangan lokal kepada seluruh masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga,” katanya.