BUTON, FAKTASULTRA.ID – Gelar acaa bertajuk ‘Pojok Kreasi dan Ekraf’ Kepala Dinas Pariwisata Buton Rusdi Nudi S.Pd M.Si berharap kolaborasi budaya dan potensi wisata, ekonomi kreatif bisa terus berkembang.
“Kita menginisiasi kegiatan ini, atas hasil monef yang kita lihat dilapangan. Ternyata banyak ekonomi kreatif masyarakat di desa-desa itu namun belum punya wadah untuk dipamerkan,”ujarnya.
Sehingga melalui acara pojok kreasi dan ekonomi kreatif yang digelar, dalamnya diberi ruang juga kepada para pelaku UMKM di desa untuk menampilkan produknya, generasi muda diberi ruang untuk bermain musik.
“Idealnya itu kita membuat kegiatan seperti ini “pojok kreasi dan ekraf” di Kabupaten ini agar menampilkan karya-karya ekonomi kreatif di wilayah kecamatan,”lanjutnya.
Kedepan lanjut dia bukan hanya ditingkat Kabupaten namun pada tingkat kecamatan akan digelar acara serupa sehingga warga dapat melihat potensi Budaya, pariwisata dan ekonomi kreatf didesa, ternyata bermacam-macam.
Namun lanjut dia perlu dukungan dari semua pihak agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan hingga tingkat kecamatan dan desa, utamanya penganggaran.
Dijelaskannya pada tingkat kabupaten sudah mengenalkan produk para pelaku UMKM dan kedepannya produk tersebut harus didaftarkan agar dapat dipasarkan hingga tingkat nasional.
“Kami berharap besar atas inisiasi ini seluruh stakeholder yang ada khususnya kepada pemerintah maupun swasta agar bersama-sama bergerak agar produk kita khususnya di UMKM benar-benar muncul di permukaan,”harapnya.
Dia menambahkan sebenarnya sangat banyak sekali produk UMKM yang bahan-bahan makanan yang dibuat dari bahan lokal sudah diproduksi warga, salah satunya keripik daun kelor namun belum memiliki brand, begitu juga produk lainnya.
Buton memiliki tujuh kecamatan mulai dari Kapontori, Lasalimu, Lasalimu Selaten, Wolowa, Siotapina, Pasarwajo dan Wabula semuanya memilili keunikan masing-masing, mulai dari budaya, periwisata dan ekraf, tapi tidak berkesinambungan dan orang tidak tahu Jadi melalui pameran orang tahu Oh ada produk seperti ini.
Dalam perspektif pariwisata kata dia lagi, acara pojok kreasi dan ekraf ini bagian dari promosi karena pengembangan sebuah destinasi itu juga harus ditunjang nilai ekonomi masyarakat yang didapat dari umkm-nya.
“Jadi destinasi wisata yang ada di ibukota atau di kecamatan pendukung utamanya itu adalah UMKM karena setiap orang berkunjung pasti dia akan menginginkan membawa oleh-oleh khas dari daerah itu,”tambahnya.
Untuk acara saat ini, Dispar menyelenggarakan kegiatan dalam bentuk yang masih sangat sederhana mengandalkan kemampuan dispar, dan hasilnya luar biasa. Dalam dua hari ini orang yang berkunjung di sini baik dari pengunjung maupun orang yang lewat semuanya berbelanja dan rata-rata mengatakan banyak produk UMKM di desa-desa.
“Pengunjung rata-rata bilang oh ada yang begininya, oh ada yang produk begininya, bayangkan saja ada kripik dari kelor dan kita baru tahu. Jika di kecamatan lainnya kita membuatkan wadah seperti ini dengan banyaknya produk yang ada pasti akan lebih dikenal,”katanya.
Kalau ingin dibawa ke tingkat nasional ini perlu diskusi dengan stakeholder seperti dinas Perindustrian, koperasi ,perdagangan. Ada satu tahap lagi yang harus kita lakukan setiap produk harus ada brand dan harus ada ide inilah yang kita coba dorong agar usahanya terdaftar.