KONSEL, FAKTASULTRA.ID – Tepis isu yang beredar terkait penyalahgunaan Dana Desa (DD), Kepala Desa (Kades) Tombeleu Kecamatan Lalembuu, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Marhaman menjawab tudingan tersebut.
Sebelumnya, diberitakan berbagai media online bahwa, Kades Tombeleu diduga menyalahgunakan Dana Desa (DD), penyalahgunaan Dana Desa. Namun, menurutnya hal tersebut tidak lah benar.
Marhaman mengatakan, beberapa poin tuduhan seperti Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), tidak adanya transparasi tidak benar adanya.
“Ada juga tidak benarnya ini, itu anggaran bukan tahun 2022, tapi tahun 2020,” kata Marhaman, Kamis, 14/9/2023.
Karena usaha peternakan ayam petelur yang menelan anggaran hingga puluhan juta, yang warganya menyebutkan dinilai sangat mubazir karena ayam petelur tersebut terkena penyakit.
“Itu pun kena penyakit, kurang lebih 800 ekor mati, biasanya selang waktu 10 ekor satu hari mati habis itu, saya juga panggil mi Babinsa, saya panggil Bhabinkamtibmas untuk datang saksikan supaya jangan sampai ada cerita-cerita dibelakang dan itu saya sudah laporkan sama BPMD,” paparnya.
Sementara soal, Anggaran Pendapatan Belanjan Desa (APBD) dirinya mengaku, setiap tahunnya dipasang di Kantor Balai Desa agar masyarakat serta Pemerintah Desa mengetahui penggunaan APBD dialokasikan dimana-mana saja.
“Pokoknya sejak anggaranya keluar itu, APBD itu pasti dipampang, karna pendamping desa itu dia tuntut kita kalau tidak ada itu,” jelasnya.
“Saya sudah gantung di Balai Desa, terus berapa hari robek, tidak tau kena angin atau apa jadi masyarakat yang ambil. Mungkin saya pikir sudah dibaca sama masyarakat,” tambahnya.
Tak hanya itu, Marhaman juga meluruskan tanggapan sepihak soal papan proyek atau plang yang tidak terpasang, untuk pembangunan fisik dan pemberdayaan di masyarakat Desa Tombeleu, Kecamatan Lalembuu.
“Setiap ada pekerjaan proyek ada papan informasi yang dipampang, seperti pembangunan jalan sepanjang 2 km itu kita pasang juga. Kita tidak berani kalau tidak pasang itu, karna kalau tidak ada Pendamping Desa yang tuntut kita itu,” ujarnya.
Bahkan warga yang sempat mengeluhkan dengan adanya Sekdes yang tidak diperdayakan selama dua tahun, Marhaman membantah.
“Kalau itu tidak betul, yang tidak diperdayakan itu yang tidak buat apa-apa. Yang buat RKBM Sekdes ku, yang mengurusi Administrasi masih dia (Sekdes) aparat-aparat lain juga seperti itu, hanya kan Sekdes ku ini kadang sibuk karna menjual juga di Pasar,” tegasnya.





