BUTON, FAKTASULTRA.ID – Organisasi Perempuan Kabupaten Buton yang diinisiasi IKatan Adhyaksa Dharmakarini (IAD) bekerja sama dengan Pemkab Buton, TP PKK, Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Buton, PMI, dan Karang Taruna Kabupaten Buton mengggelar gerakan Buton Sehat Bebas Stunting (BSBS), Kamis, (02/02/202).
Kegiatan tersebut digelar di Pelataran Kantor Kejaksaan Negeri Buton, Pasarwajo, 2 Februari 2023.
Berbagai kegiatan digelar di antaranya Pemeriksaan Tekanan Darah, Pemeriksaan Hb, Pemeriksaan USG, Penyuluhan Pencegahan Stunting, Dapur Stunting, Donor Darah oleh PMI.
Pj. Bupati Buton, Drs. Basiran, MSi mengapresiasi Ikatan Adhyaksa Dharmakirana (IAD) Kabupaten Buton atas gagasannya melakukan gerakan Buton Sehat Bebas Stunting (BSBS)
“Organisasi IAD ini selangkah lebih maju dari organisasi wanita lainnya karena bisa menyatukan istri pegawai kejaksaan yang masih aktif, yang sudah pensiun ataupun telah meninggal dunia dalam satu wadah yaitu IAD dan bersama-sama menggagas gerakan ini yang bersinergi dengan pemerintah daerah,” kata Pj. Bupati Buton.
Sebagai upaya dukungan dari Bergerak Bersama BSBS ini Pj. Bupati Buton telah menginstruksikan semua Satuan Perangkat Daerah, mulai dari Sekda sampai Kepala Desa/Lurah dan UPTD lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Buton wajib menjadi orang tua asuh balita/anak stunting yang ada di Wilayah Kabupaten Buton. Sementara Forkopimda dan lembaga instansi Vertikal lainnya agar menjadi bapak peduli stunting dan istrinya menjadi ibu peduli stunting.
Karena Forkopimda dan pimpinan Instansi Vertikal maupun BUMN termasuk Bank dapat mengajak anggotanya/Staf menjadi Orang Tua Asuh Anak Stunting.

Intruksi Bupati ini kata Mantan Kepala Badan Kesbangpol Kalimantan Utara ini berisi tentang Perintah kepada semua Perangkat Pemda Kabupaten Buton termasuk Kepala Desa untuk menjadi Orang Tua Asuh Anak Stunting.
Untuk teknis pelaksanaanya akan diatur dalam Surat Edaran Buapati dan akan selalu dievaluasi sesuai perkembangan bayi/anak stunting. Dan untuk penetapan Orang Tua Asuh masing-masing anak Stuting akan ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Mantan Asisten Tata Pemerintahan Sekda Provinsi Sultra ini menegaskan tugas dari orang tua asuh anak/bayi stunting dan bapak/Ibu peduli stunting ini untuk memberikan bantuan dalam bentuk Natura yang mengandung Protein hewani sesuai kebutuhan dan kondisi/kecocokan makanan anak Stunting dan tentunya bergizi seperti telur, ikan, ayam, daging dan susu kepada bayi/anak stunting yang telah diverifikasi oleh Dinas Kesehatan sebagai upaya mendukung gerakan bersama “Buton Sehat Bebas Stunting”.
Data terakhir, jumlah bayi stunting di Kabupaten Buton sebanyak 1.918 yang tersebar di Kecamatan Pasarwajo sebanyak 457 anak, Kecamatan Wabula 108 anak, Kecamatan Wolowa 151anak, Kecamatan Siontapina 374 anak, Kecamatan Lasalimu selatan 319 anak, Kecamatan Lasalimu 266 anak, dan Kapontori sebanyak 243 anak.
“Jika jumlah ini tidak segera ditangani dengan baik maka mereka akan jadi beban pada saat terjadinya bonus demografis atau peledakan jumlah penduduk ditahun 2030-2035 dan akan menjadi beban disaat memasuki Indonesia Emas tahun 2045 nanti,” tambah Pj. Bupati. Sebagaimana arahan Bapak Presiden RI H. Joko Widodo.
Masalah stunting ini dimulai 0 hari sampai 1.000 hari kehidupan. Untuk itu Pj. Bupati Buton menghimbau kepada para Camat, kepala desa/lurah dan kepala Puskesmas wajib mengetahui berapa jumlah ibu hamil yag ada di wikayah kerja masing-masing sekaligus mencatat berapa anak yang terindikasi stunting. Jika itu dilakukan maka kasus stunting dapat dicegah sejak dini dan pihaknya yakin Indonesia sehat bebas stunting ditahun 2045 akan terwujud.

Sementara itu Ketua Ikatan Adhyaksa Dharmarini Kabupaten Buton, Ny. Mona Ledrik Takaendengan mengatakan untuk melaksanakan arahan Presiden RI, Ikatan Adhyaksa Dharmakarini Kabupaten Buton bekerjasama dengan Pemda Kab Buton dan TP PKK, Dinas terkait yakni Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Diskominfo dan Persandian, Humas dan Protokoler, Karang Taruna, PMI, dan organisasi wanita di Kabupaten Buton menggelar kegiatan ini, yakni Buton Sehat, Bebas stunting.
“Kita mengharapkan generasi emas bebas stunting yang kita bentuk sejak dalam kandungan untuk menuju Indonesia sehat bebas stunting ditahun 2045. Mari kita bergerak bersama-sama, karena bersama kita pasti bisa,” ungkap Ketua IAD Kabupaten Buton.
Dalam kegiatan ini sekaligis dirangkaikan dengan pemeriksaan USG bagi ibu hamil, pemeriksan HB, pengukuran tinggi badan bagi anak stunting juga pemberian kontrasepsi bagi ibu hamil untuk persiapan pasca salin dan transport peserta DASHAT (dapur sehat atasi stunting).
Selain itu Penjabat Bupati Buton juga memberikan Piagam pengharagaan Kepada Forkopimda Buton sebagai bapak Peduli Stunting. “Ini adalah bentuk penghargaan kepada teman-teman Forkopimda atas keperduliannya menggerakkan anggotanya/stafnya dan masyarakat untuk bergerak bersama Buton Sehat Bebas Stunting,” kata Penjabat Bupati Buton.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Forkpimda Kabupaten Buton, Kepala BPS Buton, Ketua Karang Taruna Kabupaten Buton, Perwakilan PMI, Ka Cab BRI Baubau, Ka Unit BNI Pasarwajo dan Bank Sultra. Pada kesempatan tersebut BRI dan BNI memberikan bantuan kartu BRI dan BNI yang dapat digunakan untuk belanja bagi Ibu Hamil serta pemberian tablet tambah darah kepada bumil, remaja putri dan pasangan usia subur.
Pj Bupati Buton Ikut Demo Masak Sehat “Parende Ikan Tuna

Untuk meningkatkan kesehatan anak, Pj Bupati Buton bersama Forkopimda melakukan demo memasak berbahan dasar potensi sumber daya alam daerah di Kabupaten Buton.
Pj Bupati Buton memasak “Parende Ikan Tuna”. Kata Ikan Tuna salah satu ikan terbaik di dunia yang berasal dari Kabupaten Buton yang memiliki banyak vitamin.
“Ikan Tuna terbaik di dunia dari Buton, kalau akan di masak parende lebih enak Tulang, bibir dan sirip-siripnya, dagingnya di goreng. Masakan ini di Manado dikenal dengan sup ikan tuna,”bebernya.
Pj Bupati Buton memperagakan cara memasak parende ikan dengan berbahan dasar bawang merah, putih, serai, daun kemangi, belimbing.
Amatan di lapangan menyebutkan, Pj. Bupati Buton, Drs. Basiran, MSi bersama Forkopimda memasak bersama menu sehat berimbang langsung di dapur stunting. Kepala BPKAD Sultra itu, didampingi langsung Ketua I TP PKK Kabupaten Buton, Ny. Deisy Natalia Rompas Basiran, SH menyuguhkan masakan Buton Parende.
“Ini namanya masakan Parende. Ini adalah masakan dari Ikan Tuna yang potensinya banyak di Kabupaten Buton. Ini merupakan Ikan Tuna terbaik di dunia, dan merupakan ikan yang bernilai ekspor. Masih segar,” kata Pj. Bupati di sela-sela kegiatan dapur Stunting.
Kepala Kejaksaan Negeri Buton, Ledrik V.M Takaendengan, SH, MH turut mengomentari kegiatan Dapur Stunting tersebut. “Ini adalah masakan luar biasa yang dimasak langsung oleh pimpinan daerah ini. Menunya sederhana, Ikan Tuna yang dimasak parende. Dengan menu ini diharapkan ke depan grafik stunting dapat menurun,” kata Kajari Buton.
Turunkan Stunting Butuh Kerjasama Semua Elemen.

Dalam rangka menekan angka stunting di Kabupaten Buton Pj Bupati Buton menobatkan forkopimda dan lembaga instansi vertikal di Buton dengan sebutan orang tua asuh dengan menjadi Bapak peduli stunting.
Diaharapkannya dengan keterlibatan semua elemen stunting di Buton akan segera diatasi. Namun bukan hanya bapak – bapak saja melainkan peran organisasi wanita lainnya Dharma wanita persatuan, Bhayangkari, Kartika Chandra Kirana TNI.
Sementara itu seluruh kepada OPD di Buton diwajibkan menjadi orang tua asuh dan langsung di SK kan dengan Bupati contoh asisten 1 mendapatkan 3 orang anak yang beralamat di desa Wolowa. Anak itu yang menjadi Bapak asuhnya asisten 1.
Dijelaskannya untuk memberikan bantuan kepada anak asuh maka diharapkan sebelum menyalurkan bantuan dilakukan survei dengan mendatangi kediaman anak yang bersangkutan pasalnya bisa saja anak penderita stunting dikarenakan salah pola asuh.
“Anak yang salah pola asuh sehingga stunting bukan tidak mampu memberi makan, lain juga dengan anak yang kurang gizi, ini perlu penanganan yang berbeda”katanya.
Kata dia lagi sudah saatnya bersama-sama memberantas stunting dengan turun ke masyarakat melakukan aksi nyaya mudah-mudahan pada kegiatan berikutnya anggota DPRD Kabupaten Buton bisa bersama-sama walaupun ini kegiatan direncanakan oleh Kejaksaan Negeri tapi kita ikut bersama mendukung gerakan Buton sehat bebas Stunting (BSBS).
Masih 1918 Anak Stunting di Buton

Jumah anak penderita stunting di Buton masih sangat tinggi sebanyak 1918. Jumlah tersebut bahkan berpengaruh oada penilaian kinerja Pj Bupati Buton dari Kemendagri beberapa waktu lalu.
“Sedianya Buton mendapatkan nilai paling tinggi saat penilaian kinerja Pj Bupati namun angka stunting di data nasional Kemendagri masih sangat tinggi sebedar 34 persen sehingga Buton penilaiannya rendah,”katanya.
Namun lanjut dia dengan kolaborasi selua elemen Kejaksaan bergerak, TNI Kodim bergerak, Kapolres juga bergerak, Pengadilan Agama bergerak Pengadilan Negeri bergerak semua bergerak pasti 1918 anak stunting ini cepat tuntas.
Penurunan stunting sesuai arahan presiden Jokowi agar generasi 2045 menjadi generasi emas. Presiden Jokowi melalukan berbagai macam cara bersama semua satuan kerja, semua satuan lembaga pemerintah, swasta agar cepat atasi stunting.
Melalui gerakan Butpn Sehat Bebas Stunting (BSBS) ini bukan hanya pidato seperti ini, bukan hanya launching tapi dengan aksi – aksi nyata, berperan menurunkan stunting.
“Yang di tugaskan sebagai orang tua asuh berikan bantuan tambahan makanan, pembinaan sekaligus mengecek kondisi ibu hamil dan ibu menyusui,”harapnya.
Dia meminta agar setiap orang tua asuh mengidentifikasi balita yang akan diasuhnya dimana Alamatnya sesuaikan dengan alamat bapak asuh sehingga memudahkan dalam melalukan pembinaan.
“Misalnya sekretaris dinas Kesehatan berasal dari Kapontori maka menjadi orang tua asuh di Kapontori. Bupati nanti akan mengevaluasi setiap saat sudah sejauh mana pelaksanaanya karena kalau hanya kita bikin aplikasi, bikin gerakan tanpa aksi nyata ini akan siasia,”imbuhnya.
Penurunan stunting lanjut dia menjadi tanggung jawab semua elemen, sehingga instruksi Bupati Buton dalam bentuk sedekah Jumat maka kepala OPD akan memberikan bantuan kepada anak asuhnya.
Pantau ibu hamil dimulai pada saat nol kehidupan, pada saat bertemunya antara sel telur dalam arti di situlah mulainya kehidupan di dalam rahim seorang ibu maka untuk perlu asupan gizi yang baik.
“semua Kepala Puskesmas, kepala desa dan camat harus tahu berapa jumlah ibu hamil dan bagaimana proses pemberian makanan tambahan dalam bentuk protein, vitamin, suntikan imunisasi kepada ibu hamil, agar bayinya sehat,”pintanya lagi.
“Kalau Desa sudah bergerak Puskesmas bergerak Kecamatan bergerak Kabupaten bergerak semua instansi vertikal dan OPD di Kabupaten juga bergerak, Saya yakin kita Buton akan sehat dan bebas stunting,”tandasnya.
PMI Buton Gelar Donor Darah

Dukung gerakan Buton Sehat Bebas Stunting Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Buton ikut berpartisipasi bersama Ikatan Adhyalsa Dharma Karini.
PMI Buton menggelar donor darah yang digelar di halaman kantor Kejaksaan negeri Buton.
Ketua PMI Buton La Ode Rafiun mengatakan PMI Buton memberikan dukungan penuh kepada organisasi perempuan di Buton melalui gerakan Buton Sehat Bebas Stunting (BSBS).
“Mudah-mudahan dengan gerakan ini angka stunting di Kabupaten Buton dapat ditekan,”harapnya.
Kata dia saat lounching gerakan BSBS, PMI Buton menggelar donor darah, sebanyak 21 kantong darah berhasil dikumpulkan saat kegiatan.
Melalui aksi kemanusiaan darah yang dikumpulkan akan membantu warga yang membutuhkan. “Mudah-mudahan banyak darah yang akan terkumpul dan membantu warga,”harapnya.
Dinas Kesehatan Gelar Pemeriksaan Kesehatan dan HB Gratis

Lounching BSBS dirangkaikan dengan pemeriksaan kesehatan ibu hamil secara graris dan pemeriksaan HB bagi anak-anak PMR yang mengikuti kegiatan.
Kepala Dinas Kesehatan Syafaruddin menyampaikan untuk menekan angka stunting di Buton pihaknya terus melakukan berbagai upaya sejak usia produktif bagi anak – anak SMA diberikan pembinaan, Ibu hamil, Wanita Usia produktif.
“Untuk anak stunting kita sudah punya data yang akan ditangani secara serius,”ujarnya.
Saat lounching BSBS lanjut dia sebanyak 36 ibu hamil diundang untuk mengikuti penyuluhan juga orang tua yang memiliki balita stunting diberikan penyuluhan agar dapat melakukan tindakan pencegahan.
Dia berharap dengan gerakan yang dilakukan angka stunting di Buton akan turun bahkan tidak ada lagi anak di Buton yang stunting.

Anak – anak Palang Merah Remaja Kabuoaten Buton mengikuti Skrining Hb yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Buton.
Kegiatan digelar dalam rangkaian lounching Gerakan Buton Sehat Bebas Stunting (BSBS) ini di wilayah Kabupaten Buton dilaksanakan untuk mengetahui Kadar Hb yang ada dalam tubuh para siswi tersebut, terkategori bagus atau kurang bagus atau Anemia.
Kabid Kesehatan Dinkes Buton Emil S.Km, mengutarakan Anemia masih menjadi masalah gangguan kesehatan yang berdampak panjang bagi remaja putri. Ganguan itu sendiri bisa menimpa dirinya maupun bayinya pada kandungannya nanti di saat hamil.
Sebab itu, sejak dini diperlu dilakukan skrining dini Hb. Dijelaskan program Skrining Hb bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin Kadar Anemia yang dikandung siswi yang ada di wilayah ini.
“Apabila ditemukan siswi yang Anemia, maka akan dilakukan pemberian tablet tambah darah (TTD),” katanya. Lalu siswi itupun diberikan konseling tentang pola makan dan pola istirahat oleh Petugas kesehatan.
BRI dan BNI Berikan Tap cash (Uang Elektronik) bagi Para Ibu Hamil

Sebanyak 40 KK di Buton mendapatkan Tap cash (uang elektronik) yang diberikan BNI dan BRI untuk membantu warga.
Kartu tersebut dapat digunakan untuk belanja kebutuhan setiap orang yang diberikan kartu tap cash (uang elekronik).