Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Penulis : RAHMAH ATIQA JA’FAR
Mahasiswi dari Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan Tahun 2020.
Organisasi Muhammadiyah lahir di Yogyakarta pada tanggal 08 Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan tanggal 18 November 2014. Pendiri Organisasi ini adalah seorang ulama sekaligus khatib amīn kesultanan Ngayogyakarta, yaitu K.H. Ahmad Dahlan. Muhammadiyah lahir berdasarkan pemahaman mendalam beliau terhadap kitab suci Al-Qur’an dan keprihatinannya terhadap kondisi sosio historis umat Islam saat itu.
Muhammadiyah merupakan alat yang digunakan untuk mewujudkan gerakan praksis agar membebaskan umat Islam dan bangsa Indonesia dari keterbelakangan dan ketertindasan.
Membicarakan Muhammadiyah tidak bisa dilepaskan dari pribadi pendirinya, yaitu K.H. Ahmad Dahlan. Murid beliau, K.H. R. Hadjid, menggambarkan bahwa K.H. Ahmad Dahlan merupakan sosok kyai cerdas, memahami kitab-kitab yang sukar, dan memiliki keistimewaan berupa rasa khauf (takut) terhadap hari akhir. Beliau juga merupakan ulama yang mengajarkan Islam tidak hanya sebatas transfer ilmu pangetahuan tetapi ia mendidik murid untuk mepraktekkan/mengamalkan ayat-ayat al-Qur’an yang dipelajari.
Menurut K.H. Ahmad Dahlan mengamalkan ajaran Islam tidak perlu menunggu mengetahui semuanya, tetapi apa yang telah diketahui terus dipraktekkan, dimulai dari yang sedikit dan kecil. Untuk itulah beliau sering dikatakan kyai yang memiliki prinsip berilmu amaliyah dan beramal ilmiah.
Dakwah Muhammadiyah amar ma’ruf nahi munkar selayaknya didorong pada proses penyadaran dan keberpihakan Persyarikatan terhadap fenomena yang terus tumbuh.
Rahmah Atiqa Ja’far salah satu mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2020 Universitas Muhammadiyah Malang mengatakan bahwa Muhammadiyah perlu menyiapkan seperangkat piranti guna mewarnai kehidupan keagamaan yang didapatkan masyarakat dari media. Situs-situs web Muhammadiyah perlu terus aktif menyuarakan Islam Berkemajuan agar mereka mendapatkan informasi yang berimbang tentang pemahaman keagamaan.
Situs-situs web Muhammadiyah dan saluran-saluran dakwah yang diselenggarakan oleh aktivis Persyarikatan yang didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan ini perlu aktif bersuara. Mereka perlu menyuarakan Islam Berkemajuan sebagaimana inti gerakan dakwah Muhammadiyah. Aktifnya suara dari Muhammadiyah ini akan mampu membendung arus konservatisme yang kian massif masuk dalam sendi kehidupan.
Pada hari Minggu 24 April 2022 di bulan Ramadhan, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Tegal mengadakan pengajian kuliah dhuha. Dalam kesemptan ini H. Akhmad Bukhori, S.KM.,M.Kes selaku Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tegal mengatakan bahwa saat ini masyarakat sangat membutuhkan pendakwah yang mencerahkan.
“Satu tantangan yang luar biasa sekarang ini, secara sosiologis masyarakat yang hidup di era digital mengalami kekeringan spiritual, sehingga perlu dengan pendekatan dakwah yang mencerahkan,” ujarnya.
Menurutnya disinilah pentingnya Muhammadiyah hadir mendampingi masyarakat agar memberikan petunjuk berbasis nilai nilai Islam yang bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah yang memajukan dan mencerahkan. Di era dunia digital secara positif manusia dapat berinteraksi dan beraktifitas secara sangat mudah, cepat , efesien dan intensif.
“Para da’I yang sekarang popular dan memiliki pengikut jutaan umat justru lahir di era dunia digital. Sehingga mereka menjadi pembimbing , pemandu dan panutan Umat ,” ucapnya.
Era saat ini adalah era digitalisasi. Hampir setiap orang memiliki alat media komunikasi canggih. Informasi bukan lah menjadi masalah bagi setiap orang.
Sekarang, orang dengan mudahnya bisa menyampaikan dan menerima informasi dari tempat yang paling jauh sekalipun.