JAKARTA, FAKTASULTRA.ID – Menurut World Health Organization (WHO), diare adalah kejadian buang air besar
dengan konsistensi lebih cair dan tidak seperti biasanya, dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam periode 24 jam. Diare gangguan pencernaan ringan dan bisa sembuh, Berikut beragam penyebab diare dan cara mengatasinya.
Penulis : Nurlasmi Salawani
Artikel Kesehatan
Di Indonesia, angka kejadian diare akut diperkirakan masih sekitar 60 juta setiap tahunnya terus meningkat dan angka kesakitan pada kelompok balita juga terus
meningkat sekitar 200-400 kejadian diare di antara 1000 penduduk setiap tahunnya terus meningkat dan 1-5% diantaranya berkembang menjadi diare kronik (Soebagyo, 2008).
Diare ditandai dengan meningkatnya frekuensi BAB dan tinja yang encer. Kadang – kadang juga disertai dengan demam. Meskipun kebiasaan BAB untuk setiap orang berbeda beda, namun BAB > 3x sehari dapat dianggap tidak normal.
Diare dapat terjadi karena makanan atau sisa makanan bergerak terlalu cepat di usus kecil atau besar sehingga tubuh belum sempat menyerap sebagian besar air.
Tanda dan gejala umum pada diare adalah
1. Tinja berair
2. Mual dan muntah
3. Kembung di perut
4. Nyeri pada perut
Namun pada penderita diare yang serius memiliki gejala seperti :
1. Terdapat darah serta lendir dan makanan
2. Berat badan menurun
3. Demam
Beberapa penyebab diare yaitu sebagai berikut :
1. Infeksi virus : novovirus, rotavirus.
2. Infeksi bakteri : Salmonella, Shigella , E.coli.
3. Infeksi parasit : Gardia Lamblia, Entamoeba histolytica.
4. Alergi pada makanan tertentu
5. Intoleransi laktosa (susu)
6. Antibiotic: cefixime, ampisillin, ampisillin
7. Pemanis buatan seperti : sorbitol atau manitol yang terdapat pada permen karet dan berbagai produk bebas gula.
Secara umum obat diare mempunyai aturan minum tersendiri diminum setiap kali
setelah BAB. Penanganan diare ringan bisa menggunakan obat yang mengandung bahan aktif seperti attapulgite ataupun loperamide. Attapulgite merupakan bahan aktif yang dapat digunakan untuk mengatasi diare yang berfungsi sebagai adsorben yang membantu tubuh
untuk menyerap racun yang menyebabkan terjadinya diare.
Sedangkan Loperamid merupakan
bahan aktif yang bekerja dengan cara memperlambat gerakan usus sehingga mengurangi frekuensi buang air besar dan memperbaiki tekstur dari tinja.
Mintalah saran dari apoteker di
apotek mengenai aturan pakai dan cara penyimpanan obat tersebut.
Sedangkan diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri perlu ditangani dengan
menggunakan antibiotik, khususnya setelah pengobatan dengan adsorbent selama 24 jam tidak memberikan hasil sesuai yang diharapkan, atau penderita merasa lemas walaupun sudah meminum adsorben beberapa kali karena terlalu banyak cairan yang terbuang bersama BAB.
Antibiotic bisa diberikan bersama dengan Loperamide. Karena pada dasarnya penyebab utamadiare adalah E.coli, Salmonella dan Shigella baik pada kasus keracunan makanan ataupun pada
traveler’s diarrhea maka antibiotik yang diberikan harus efektif untuk ketiga bakteri tersebut.
Perlu diingat bahwa diare yang terjadi pada anak dan lansia memerlukan penanganan medis segera sebelum semakin parah. Hal ini untuk menghindari terjadinya dehidrasi yang akan membahayakan jiwa.
Selama diare tentu terdapat beberapa makanan dan minuman yang perlu di perhatian yaitu untuk sementara sebaiknya hindari kopi, coklat, susu dan produk susu, makanan pedas ataupun yang berbumbu karena akan membuat gerak peristaltik usus menjadi lebih cepat.
• Jika diare disertai mual minumlah teh pahit atau chamomile
• Makan makanan yang netral seperti : sup jagung, crackers, bubur, kentang atau pisang.
• Untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit yang mungkin hilang akibat diare
minumlah cairan eletrolit seperti Pedialyte, khususnya untuk anak-anak. Tujuannya
untuk mencegah gejala dehidrasi, yang ditandai dengan: Mulut kering atau menangis tanpa air mata, Tidak buang air kecil dalam waktu 3 – 4 jam dan Mengantuk terusmenerus atau tidak responsive sebagaimana mestinya.
Oleh karena itu yang harus di lakukan agar cepat sembuh adalah mengatasi Diare.
Dimulai dari diri kita sendiri, dengan cara, melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga, dan Hindari untuk sementara kopi, coklat, susu dan produk susu, makanan pedas atau berbumbu karena akan membuat gerak peristaltik usus menjadi lebih cepat. Jadi mari kita sama-sama menjaga kesehatan kita dengan cara hidup sehat.