JAKARTA, FAKTASULTRA.ID – Menurut data dari kominfo sebesar 30 juta atau sekitar 80% responden baik anak-anak maupun remaja adalah pengguna internet, dan saluran komunikasi melalui media digital menjadi pilihan utama bagi mereka (Kominfo, 2020).
Penulis : Akmala Dina Ramadani
Teknologi merupakan keseluruhan sarana untuk menyediakan, menginformasikan sesuatu atau barang yang diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia. Teknologi telah berkembang sejak awal peradaban manusia dan akan terus berkembang di masa depan.
Penggunaan teknologi melalui jaringan internet di kalangan remaja saat ini bisa dibilang krusial dan perlu perhatian.
Menurut data dari kominfo sebesar 30 juta atau sekitar 80% responden baik anak-anak maupun remaja adalah pengguna internet. Data tersebut menunjukkan bahwa minat anak-anak dan remaja terhadap pemanfaatan jaringan internet untuk berbagai aktivitas daring cukup tinggi.
Penggunaan media digital termasuk media sosial, sudah menjadi bagian dalam kehidupan remaja saat ini. Sebesar 130 juta atau 48% dari total populasi remaja menggunakan media sosial mobile/gadget (Septiana, 2020).
Media sosial menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendifinisikan media social sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun diatas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content.
Secara umum, media social adalah sebuah saluran atau sarana untuk pergaulan social yang dilakukan secara online melalu jaringan internet. Namun jika tidak digunakan dengan benar, media social ternyata bisa berakibat buruk terhadap kesehatan mental karena media social menjadi salah satu aspek paling berpengaruh dalam kehidupan masyarakat saat ini.
Ini tiga alasan mengapa media sosial berkaitan dengan kesehatan mental :
1. Penggunaan media sosial berlebihan berdampak langsung pada kesehatan fisik, sebelum akhirnya ke kesehatan mental. Salah satu pengaruh media sosial pada kualitas dan kuantitas tidur. Tidur sangat penting untuk kesehatan otak. Saat otak tidak bekerja sebagaimana mestinya, maka berpengaruh terhadap kesehatan mental.
2. Meskipun tidak aktif menulis di media sosial, namun pengguna pasif yakni yang memantau media sosial terus menerus juga berpotensi mengalami gangguan mental.
3. Untuk pengguna media sosial aktif jelas berisiko mengalami gangguan mental. Dengan menggugah foto, status, video, dan melontarkan komentar maka pengguna cenderung terobsesi dengan perhatian atau pujian orang lain (Haniza, 2019).
Tetapi media sosial juga memberikan dampak positif bagi kesehatan mental remaja. Dari segi positif, peran media sosial penting bagi remaja untuk memperoleh dukungan sosial atau bersosialiasi.
Selain bersosialisasi, media sosial juga digunakan untuk tujuan akademik dan pekerjaan seperti melakukan kuliah online, webinar, dan rapat, secara tidak langsung misalnya dalam webinar online tentang kesehatan mental, komunikator memfasilitasi kesadaran dan memberikan dukungan.
Berdasarkan penjelasan diatas, Sebagian besar remaja menggunakan media sosial untuk mencari informasi ataupun bersosialiasi.
Pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental remaja memiliki dampak positif dan negatifnya. Jika kita berlebihan dalam penggunaannya karena tanpa disadari dapat membuat kita mengalami masalah pada kesehatan mental.
Oleh karena itu, perlu kontrol diri dan sikap bijak dalam menggunakan media sosial agar dapat memperoleh manfaat yang baik dalam penggunaanya.