BUTON, FAKTASULTRA.ID – Pj Bupati Buton Drs Basiran M.Si menghadiri dan membuka Pelatihan peningkatan inovasi dan higienitas sajian kuliner yang digelar Dinas pariwisata Kabupaten Buton, di Dive Center, Pasarwajo, Sabtu (17/09).
Pj Bupati Buton menyampaikan Buton patut bersyukur, mendapat bantuan dari Kementrian Pariwisata hingga menggelar pelatihan peningkatan inovasi dan higienitas sajian kuliner.
Kata dia pelatihan para pengusaha warung makan / oleh-oleh akan memberikan dampak positif bagi peningkatan sektor pariwisata utamanya dalam penyajian makanan dan oleh-oleh untuk wisatawan.
“Dalam memasak yang utama Ketulusan hati, ketenangan jiwa dan kita orang Islam Jangan lupa baca bismillah dan shalawat nabi, agar makanan yang dihasilkan rasanya enak,”ujar Pj Bupati.
Ilmu yang didapatkan saat ini lanjut dia, kedepan akan bermanfaat apalagi Kabupaten Buton akan diprediksi sekitar 25 ribu sampai 30000 masyarakat Sulawesi Tenggara akan datang ke Pasarwajo.
Oleh sebab itu, lanjut kepala BPKAD Sultra ini, warga dan para penjual harus menyerap semua ilmu yang diberikan untuk mempersiapkan makanan kuliner Buton, dan lain sebagainya sehingga orang akan terkesan dan nanti akan datang lagi di Buton.
“Karena persoalan lidah jika disukai pasti akan kita cari, makanya saya katakan kalau makanan itu yang pertama rasanya dulu. rasanya enak sejauh Berapa kilo pun kita datangi,”ujarnya.
Namun dia meminta agar penataan tempat makan juga harus bagus dan rapi kalau perlu romantis, agar orang betah.
Dia juga menambahkan agar para pengusaha kuliner lebih kreatif dalam mengelolah makanan lokal yang merupakan ciri khas di Kabupaten Buton. “Beri kreatifitas pada setiap produk jualan contoh Kopi Wa Ambe,”katanya lagi.
Selain itu pelayan di rumah makan juga harus ramah jangan muka cemberut, cara berpakaian yang rapi.
Saat ini lanjutnya, Pemda Kabupaten Buton sudah meminta seluruh ASN untuk tinggal di ibukota dengan cara ini nantinya rumah kost, rumah dinas yang kemarin tidak ditempati sudah dibersihkan sudah dimasuki sehingga harga rumah kos-kosan di pasarwajo mulai naik dan yang jual sayur, jual ikan, jual gorengan akan laku.
Untuk meningkatkan pengetahuan para ASN Dispar, Ia juga menyarankan agar Dispar harus ke Bandung melakukan studi banding langsung sehingga punya pengetahuan.
Kedepan diharapkannya Takawa bukan hanya pusat pemerintahan namun akan dijadikan pusat kuliner dan perlu di tata.

Kadis Pariwisata Buton Rusdi Nudi mengatakan kegiatan pelatihan tersebut dananya berasal dari Kementrian Pariwisata, para peserta kegiatan pelatihan semua yang memiliki warung mulai dari Pasarwajo hingga Wagola.
“Buton sebagai penyangga utama Pariwisata Wakatobi, ada pelabuhan banabungi sebagai akses dan ini harus dimanfaatkan salah satunya peran pengusaha warung makan dan oleh-oleh dalam mengelolah usahanya,”ujarnya.
Para peserta ini, lanjut dia sudah mengelolah warung / outlet oleh-oleh di Pasarwajo saat ini mulai dengan pelatihan agar lebih menarik dalam mengelolah makanan dan kedepan akan dilakukan pembinaannya.
“Ini juga bagian kesiapan untuk persiapan Porprov 2022 nanti, pengusaha warung makan dan oleh-oleh kita latih agar produknya lebih menarik dengan menghadirkan narsum dari praktisi, akedemisi, Air lines, dari Bandung,”imbuhnya.
Namun dia juga mengatakan Pariwisata tidak bisa bergerak sendiri sehingga perlu didukung OPD dengan mensinergikan kegiatan baik Disperindag, Perdagangan, Lingkungan Hidup dan lainnya.
Saat ini Dispar membranding “cich of Buton” yang berarti keragaman, harmoni, rasa nyaman ditambah Buton selalu dihati.
Ketua Panitia Asman Darsono S.Pd menyampaikan kegiatan akan digelar selama empat haei dimulai 17-20 september di halaman dive center Pasarwajo.
“Pesertanya 40 pelaku usaha kuliner dan oleh-oleh di Kecamatan Pasarwajo,”ujarnya.