BAUBAU, FAKTASULTRA.ID – Pondok Pesantren (Ponpes) di Baubau terutama Ponpes Al Amanah sudah memberikan sumbangan yang besar buat daerah ini.
Demikian dikatakan Plt Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse saat mengadakan berbuka puasa bersama Alumni Pondok Pesantren Al Amanah, di Pondok Pesantren Al Amanah Liabuku Kota Baubau, Sabtu (23/4/2022).
“Kalau alumninya banyak yang cerdas, banyak yang terpakai di berbagai lembaga, dan banyak yang sudah berkiprah di berbagai bidang usaha, maka itu artinya kualitas lembaga pendidikan itu cukup kualifid, dan saya rasa predikat itu sangat tepat untuk Pondok Pesantren Al Amanah,” kata Monianse.
Ditambahkan, saat ini orang-orang yang belum mengenal Ponpes Al Amanah, itu bisa mengenalnya lewat alumni-alumni yang berkiprah di daerah itu. Dan pihaknya melihat dengan angka peserta didik hari ini sudah mencapai seribu lebih, sehingga itu bisa menjadi sebuah ukuran bahwa peran alumni di dalam memberikan informasi kepada masyarakat terhadap mutu pendidikan lembaga ini efektif.Karena buktinya animo masyarakat untuk menitipkan anaknya di sini, itu sangat besar sekali. Sehingga banyak orang tua yang mau menitipkan anaknya untuk belajar di Pondok Pesantren Al Amanah ini. baik itu dari masyarakat Kota Baubau, masyarakat dari daerah-daerah sekitar, maupun masyarakat Indonesia lainnya yang ingin belajar di Pesantren ini.
La Ode Ahmad Monianse memberikan apresiasi atas kegiatan silaturahmi dan buka puasa seperti ini memang hampir dikatakan bukan bagian dari pendidikan, karena ini benar-benar terinisiasi dari alumni sebagai dorongan rasa rindu mereka terhadap almamaternya. Tetapi kalau ditelisik lebih jauh, justru inilah bagian dari proses pendidikan itu, karena interaksi baru antara alumni dengan guru, itu pasti akan terjadi interaksi keilmuan.
Karena bisa saja, pada pertemuan antara alumni dengan guru mungkin akan ada beberapa hal yang dikoreksi. Yang tadinya selalu menjadi teori di dalam kelas, tetapi rupanya didunia kerja atau di luar lingkungan pendidikan menjadi lain kenyataannya. Inilah yang mungkin perlu untuk selalu di sambungkan, diceritakan, dan didiskusikan.
Sehingga pendidikan ini terus memperbaiki metode dan caranya dalam memberikan materi atau pelajar kepada peserta didiknya, agar selalu menghasilkan alumni yang relevan dengan sistem di luar. Karena kalau sistem di dalam tidak terkoneksi dengan sistem di luar, itu dapat dipastikan bahwa lembaga pendidikan itu lambat laun akan sunyi. “Karena orang akan berpikir, apa perannya kalau ternyata alumni yang produk oleh lembaga pendidikan itu tidak pas dan tidak cocok dengan keadaan dua dunia luar. Sehingga saya kira, selain ini sebagai ajang silaturahmi, juga harus dibangun budaya akademiknya. Jadi tidak hanya kumpul-kumpul, tetapi mungkin juga ada diskusi-diskusi yang tematik, yang memberikan informasi aktual tentang bagaimana dunia luar, untuk disikapi oleh pesantren atau untuk disikapi oleh lembaga pendidikan di mana kita pernah belajar,”ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskan, peran alumni memang tidak boleh terlepas, karena antara alumni dengan lingkungan sekolah, lingkungan pendidikan, itu sudah terikat sejak hari pertama menjadi siswa atau peserta didik di sekolah itu. Semoga itu akan terus terjaga, dan mudah-mudahan kontribusi pikiran dari saudara-saudara alumni dapat memberikan yang terbaik untuk lembaga ini untuk terus berbenah.
“Mungkin sederhana tapi akan bermakna besar baik untuk diri kita, buat lembaga pendidikan ini dan terlebih kepada adik-adik kita, apabila kita yang alumni itu menulis dua tiga lembar tentang bagaimana dunia luar dan relevansi antara pendidikan di Pesantren dengan dunia kerja di mana kita bergelut,”tutupnya.