BAUBAU, FAKTASULTRA.ID – Sebanyak 39 mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) cabang Ambon dilaporkan terlibat kericuhan di pelabuhan Murhum Baubau setelah gagal melakukan upaya mediasi ke pihak terkait guna difasilitasi untuk berangkat menggunakan kapal Pelni.
Berdalih kehabisan ongkos pulang, para mahasiswa tetap kekeuh meminta kebijaksanaan pihak otoritas pelabuhan untuk diberangkatkan, Senin (25/10/2021).
Koordinator rombongan IMM cabang Ambon, Muhammad mengatakan rombongan tiba di pelabuhan Murhum dari Kendari pada pukul 13.30 Wita Senin siang. Setibanya di Baubau utusan rombongan mulai melakukan komunikasi kepada pihak Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Baubau dan PT. Pelni agar rombongan dapat difasilitasi untuk berangkat menuju pelabuhan Ambon.
“Kami tidak meminta uang sepeserpun untuk ongkos tiket. Cukup bantu kami agar dapat diberangkatkan ke pelabuhan Ambon. Nyatanya kami tidak diberikan kepastian oleh pihak terkait. Padahal kami sudah melakukan rapid test sesuai arahan PT. Pelni, tapi kami tidak bisa juga naik kapal,” jelasnya.
Sebelumnya, para mahasiswa tersebut diketahui menghadiri muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-19 di Kendari. Kegiatan yang dimulai pada 21-23 Oktober itu dihadiri oleh rombongan mahasiswa berupa gabungan beberapa universitas diantaranya IAIN Ambon, Unpati, Unimu, Darussalam, dan Poltekes Ambon.
“Sambil menunggu kepastian keberangkatan rombongan, kami akan terus mendesak pihak terkait untuk memfasilitasi kami agar dapat berangkat ke pelabuhan Ambon. Selanjutnya kami akan terus berkoordinasi ke pusat untuk upaya yang dapat dilakukan,” tegasnya.
Sementara itu, Patrick Pardede selaku kasi lala KSOP Kelas II Baubau menjelaskan pihaknya tidak memiliki wewenang untuk mengatur tiket penumpang. Namun pihaknya siap untuk membantu memberikan solusi agar rombongan mahasiswa dapat berangkat ke pelabuhan tujuan.
“Semua kan ada prosedurnya, Pelni juga punya mekanisme yang harus dilakukan. Tentunya kami tidak akan berbuat sesuatu diluar aturan, selanjutnya kami akan bahas dalam pertemuan besok, mudah-mudahan ada hasil yang baik terkait keberangkatan rombongan. Dan kami harap ini yang terakhir karena akan menjadi preseden buruk mahasiswa,” imbuhnya.
Selanjutnya rombongan diharapkan dapat berangkat menggunakan kapal Ngapulu pada 29 Oktober mendatang.