BAUBAU, FAKTASULTRA.ID – Sebagai salah satu organisasi Islam yang terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) termasuk bagian dari sejarah perjuangan bangsa ini. Pasalnya, Sejak berdirinya pada Tahun 1926, Nahdlatul Ulama telah berkontribusi penuh dalam menyokong perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Hal ini diungkapkan Wakil Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse melalui sambutannya, saat menghadiri dan mengikuti Istighotsah Akbar, yang dirangkaikan dengan pengukuhan Pengurus Cabang NU Baubau Periode 2020-2025, di Masjid Baitul Hikmah Panti Asuhan Muslimin Baubau, Ahad (3/10/2021).
“Kalau kita melihat sejarah pergerakan bangsa 1926, NU sudah menjadi pencetus tentang persatuan bangsa dari keberagaman, inilah yang mengilhami 28 Oktober 1928. Kemudian di awal Indonesia merdeka pada tahun 1945 NU juga telah memberikan energi besar untuk tetap teguhnya proklamasi,” ujar La Ode Ahmad Monianse.
Wakil Wali Kota ini mengisahkan, pada bulan Oktober 1945 ketika Netherland Indies Civil Administration (NICA) mulai kembali di Indonesia dan masuk ke Surabaya, KH. Hasyim Asy’ari telah mengeluarkan resolusi Jihad. Di mana, Resolusi Jihad Tersebut telah memberikan keyakinan baru, yakni mencintai bangsa adalah bagian dari Iman.
“Inilah yang kemudian membakar semangat arek-arek Surabaya, dalam hal ini Bung Tomo bersama teman-temannya untuk bergerak di semua penjuru. Semangat ini terus berkobar hingga saat ini, NU terus berkiprah dalam mengisi kemerdekaan, serta terus berkontribusi memberikan solusi setiap bangsa ini menghadapi permasalahan,” ucapnya
Untuk itu La Ode Ahmad Monainse berharap, agar kepengurusan yang baru dikukuhkan tersebut dapat memegang amanah organisasi. Selain itu, dapat menjadi garda terdepan dalam mempertahankan Bangsa Indonesia dari rong-rongan kelompok radikalisme yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.
“Tentu kita juga berharap agar pengurus cabang NU yang baru ini dapat bersama Pemerintah dalam menciptakan kedamaian, ketenteraman, dan kenyamanan di daerah ini. Sehingga cita-cita kita untuk menjadikan Baubau ini sebagai Kota yang Maju, Sejahtera, dan Berbudaya dapat kita wujudkan bersama-sama,” harapnya.
Ditambahkan, Tantangan terbesar yang dihadapi generasi muda saat ini adalah dengan berkembangnya Teknologi Informasi Komunikasi. Pasalnya, dengan berkembangnya Teknologi Informasi Komunikasi tersebut, penyebaran informasi-informasi hoax semakin sulit untuk dibendung yang berpotensi menyesatkan generasi muda bangsa.
La Ode Ahmad Monianse menuturkan, saat ini kurang lebih 170 Juta dari 260 Juta jiwa penduduk Indonesia telah aktif memanfaatkan sosial media. Selain itu, durasi waktu yang digunakan oleh Netizen dalam menggunakan sosial media tersebut berkisar antara 6 sampai 8 jam per hari. Dengan demikian, dapat dipastikan lebih dari setengah menduduk Indonesia telah berkecimpung dalam dunia maya.
“kalau ruang-ruang ini tidak diisi dengan hal positif, maka tidak sedikit informasi-informasi hoax yang dapat menyesatkan dan mengancam keutuhan berbangsa dan bernegara ini justru menjadi pemenang. Dan saya tahu persisi NU dengan semangat Nasionalisme dan semangat Dakwahnya tidak akan rela bangsa ini dipecah belah oleh orang-orang tertentu,” tuturnya.
Dengan demikian, La Ode Ahmad Monianse mengajak NU untuk bersama-sama Pemerintah agar perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi tersebut dapat menjadi perhatian bersama. Selain itu pihaknya juga berharap, agar persoalan sosial media tersebut dapat menjadi salah satu program kerja NU untuk memberikan pencerahan kepada penggunanya.
“Inilah yang perlu kita pikirkan bersama, baik Pemerintah maupun organisasi-organisasi Islam seperti NU ini, untuk bisa mengisi ruang-ruang ini. Karena saat ini yang menjadi ruang interaksi utama adalah media sosial. Mari kita bersama-sama membangun program untuk mempertahankan keutuhan bangsa ini, serta untuk menjaga kerukunan dalam keberagaman di daerah yang kita cintai nini,” pungkasnya.