BAUBAU, FAKTASULTRA.ID – Khairunnisa Achmad, siswi SMAN 1 Baubau dinobatkan sebagai peringkat pertama dalam ajang lomba melukis lalu lintas pada hari lalu lintas Bayangkara ke 66 tahun 2021.
Sejak kecil Khairunnisa sudah tertarik dalam dunia seni, khususnya menggambar dan melukis. Selain itu, sejak SD ia juga sudah sering mengikuti kompetisi menggambar dan alhamdulillah sering menjuarai banyak kompetisinya.
Seiring berjalannya waktu, ia mulai mempelajari teknologi dan melihat bahwa trend digital art sudah marak dikalangan banyak seniman. Ia pun mulai terjun ke dalam dunia digital art.
“Saya berpikir, bagaimana saya bisa mengembangkan hobi saya ini agar tidak hanya sekedar menjadi hobi, tapi juga prestasi,”ujarnya Nissa ketika ditemui Jumat (25/09/2021).
Akhirnya, ketika mengetahui informasi mengenai lomba tertarik untuk ikut. Awalnya agak minder, karena ini juga merupakan kompetisi pertama dalam bidang digital art. Tapi berusaha sebaik mungkin dan menuangkan ide sekreatif mungkin.
Pada dasarnya, digital art konsepnya sama saja dengan konvensional/traditional art. Hanya saja, media yang digunakan berbeda. Jika di konvensional menggunakan media langsung seperti kertas, kanvas dll, maka di digital art medianya berupa komputer atau handphone. Dalam berkarya di digital art juga perlu software yang bisa menunjang hasil karya.
Selain itu, ada perbedaan yang signifikan ketika kita berkarya dalam bentuk konvensional dan digital art. Misalnya, kita jauh lebih bisa berkreasi dengan warna di digital artx sementara konvensional cukup terbatas. Dan banyak lagi perbedaan-perbedaan. Namun yang jelas keduanya punya keunggulan dan kekurangan masing-masing.
Ia tak menyangka akan memenangkan lomba tersebut. Awalnya ketika mengetahui tema dari lombanya, Ia mulai tergambar satu ilustrasi. Ada polisi di perempatan jalan yang sedang bertugas. Namun ketika dipikir-pikir konsep itu masih terlalu umum. Dan ketika meminta saran dati guru pembimbing, beliau memberikan saran yang sangat membantunya.
Tentang berbagai tata tertib lalu lintas yang harus ditegakkan, bahkan meski dalam hal-hal kecil. Misal menggunakan helm dengan benar, menggunakan sabuk pengaman, menggunakan helm, atau tata tertib lainnya. Jadi saya mulai mengambil konsep yang lebih detail. Selain itu, terdapat ilustrasi yang terinspirasi dari pengalaman pribadi, ketika saya dibantu oleh polantas untuk menyebrang jalan.
Semua ide yang lewat di kepalanya coba dimasukkan dalam sketsa, dan tentunya menyesuaikan dengan tema. Hingga akhirnya hasil karyanya sudah jadi. Namun, satu hal yang membuatnya berpikir keras adalah judul karyanya.
“Saya coba bertanya pada teman yang juga ikut dalam kompetisi, namun tidak mendapatkan judul yang pas. Akhirnya saya coba konsultasikan ke orang tua, dan saran judul yang diberikan juga terdengar pas dengan tema dan karya saya. “Harmoni Berlalu Lintas”, saya pikir judul itu sesuai dengan ilustrasi yang saya gambar,”terangnya.
Ada interaksi antara polwan yang membantu anak SD menyebrang jalan, supir mobil yang berhenti di lampu merah, sampai interaksi antar polisi dengan anak SMA yang kurang teliti soal tata tertib laku lintas, dalam hal ini menggunakan helm dengan benar.
“Maka dari situ saya akhirnya telah menetapkan judul untuk karya saya,”pungkas Nissa didampingi orang tuanya DR.IR.M Iradat Achmad, MT dan Ibunya Dr. Wa Ode Arsina.