BUTON,FAKTASULTRA.ID – Bupati Buton Drs La Bakry M.Si mengungkapkan ada beberapa tantangan yang dihadapi para pengrajin UMKM agar menembus atau memasarkan produknya ke pasar nasional.
Bupati menyebut salah satu tantangannya adalah tingkat produksi dan design model-model. Menurutnya, produk-produk para pengrajin masih harus terus menciptakan design model yang dapat disukai semua kalangan.
“Tantangan bagi pengrajin UMKM bagaimana menyiapkan produk berstandar supaya konsisten dari segi mutu dan model” jelasnya saat ditemui usai launcing Gernas BBI BWI secara virtual, Kamis (26/08/2021).
Saat launcing Gernas BBI BWI lanjut Bakry, beberapa segmen yang diperlihatkanĀ terutama di bidang UMKM dalam bidang fafhion, Buton punya tenun namun tantangan sekarang adalah tingkat produksi dan bagaimana desain model-model produk agar disukai semua kalangan di Indonesia.
“Kalau kita untuk di Buton kita sudah bangga, kita sudah menggunakan kain tenun tapi yang menjadi tantangan bagaimana produk ini bisa di pasarkan di daerah lain di Indonesia,”tandasnya.
Kata dia lagi kain tenun Buton saat ini sudah digunakan pada acara-acara resmi ataupun perkantoran hanya yang diupayakan produk lokal Buton bisa menembus pasar nasional dan bisa digunakan di sejumlah daerah di Indonesia.
Kendala tersebut, lanjut Politisi Golkar ini, harus ditangani dengan kerja sama antara pemerintah dalam menggandeng pengrajin untuk bisa memasarkan produknya sampai ke pasar nasional.
Dalam mengatasi hal ini, ia mengatakan diperlukan kolaborasi dari Dekranasda, Dinas Peridustrian, Perdagangan dukungan pelatihan juga diperlukan promosi, hingga memberi akses ke pasar nasional.
Dia juga menyebut salah satu kelemahan produk di Buton ketersediaan bahan baku, “Kita belum punya kapas, benang. Semua masih didatangkan dari luar Buton kecualiĀ untuk pewarnaan alam,”katanya.
Sehingga diharapkan agar para pengrajin lebih kreatif dalam menghasilkan desain desain yang bisa menembus pasar nasional dan disukai semua kalangan pasalnya secara ekspor produk lokal belum ada yang tembus nasional masih sangat terbatas yang menggunakan kain tenun Buton.
Sementara itu Kadis Perindustrian Buton Sadisu mengatakan pada sektor tenunan Buton hanya unggul di pewarnaan alam, sementara bahan baku masih didatangkan dari luar Buton.
“Bahan baku kita masih didatangkan dari luar Buton, kita belum bisa produksi sendiri dan ini tentu akan mempengaruhi harga jual nantinya,”terangnya.
Sementara itu lanjut dia pada pasaran nasional kain tenun Buton sudah produksi dari luar Buton dan dipasarkan ke daerah Buton, bahkan harga produksi dari luar lebih murah dibandingkan dengan produk dalam daerah sendiri.
“Inilah yang menjadi tantangan pengrajin didaerah selama ini,”jelasnya.
Launcing Gerakan Nasional Banggan Buatan Indonesia, Bangga Wisata Indonesia (Gernas BBI, BWI) secara virtual dihadiri Bupati Buton, Sekda Buton, Kadis Perindustrian Buton, Kadis Perdagangan Buton, Kabag Ekonomi, Asiten I, di ruang media center infokom Buton.