Memberitakan Dengan Fakta

Tindak Lanjuti Visi Presiden RI, Kepala BKPM Dorong Industri Aspal Buton untuk Tekan Impor

Tindak Lanjuti Visi Presiden RI, Kepala BKPM Dorong Industri Aspal Buton untuk Tekan Impor

Jakarta,Faktasultra.id – Menindaklanjuti visi besar Presiden RI terkait dengan transformasi ekonomi yang salah satunya diwujudkan dalam optimalisasi pengolahan sumber daya alam, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meninjau lokasi pabrik aspal yang berada di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (28/2).

Dalam konferensi pers yang berlangsung di pabrik aspal PT Kartika Prima Abadi (KPA), Bahlil menjelaskan bahwa total impor aspal Indonesia per tahun sekitar Rp50 triliun. Jika produksi dalam negeri bisa menghasilkan mengurangi 50% aspal impor aspal, maka dapat menghemat devisa sekitar Rp20 triliun.

“Hal ini sejalan dengan program Presiden RI yaitu mengoptimalisasikan sumber daya alam yang ada Indonesia, terutama aspal Buton. Ini adalah potensi Sulawesi Tenggara yang luar biasa sekali, di luar nikel. Saya sendiri juga kaget,” ujar Kepala BKPM yang tiba pagi tadi.

Dalam kunjungan ini, Kepala BKPM menyerahkan secara langsung surat keputusan pemberian fasilitas insentif investasi dalam bentuk tax holiday kepada PT KPA. Di samping itu, Kepala BKPM juga memastikan bahwa proyek ini sudah melibatkan pengusaha daerah dalam pembangunannya. Hal ini sesuai semangat yang selalu digelorakan oleh Kepala BKPM, di mana investasi yang masuk ke suatu daerah harus dapat bekerja sama dengan pengusaha nasional di daerah dan Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM).

“Saya berharap dengan diberikannya fasilitas tax holiday dan perizinan yang lain, perusahaan mampu meningkatkan produksinya dan melibatkan pengusaha daerah. Inilah yang namanya kolaborasi,” ungkap Bahlil.

Tindak Lanjuti Visi Presiden RI, Kepala BKPM Dorong Industri Aspal Buton untuk Tekan Impor
Gubernur Sultra Ali Mazi ketika mendampingi Kepala BKPM Bahlil Lahadalia meninjau lokasi pabrik aspal yang berada di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (28/2).

Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi mengungkapkan apresiasinya atas perhatian Kepala BKPM.

“Saya memberikan apresiasi kepada Kepala BKPM yang datang untuk memastikan dan melihat langsung, perusahaan aspal ini yang didirikan di tengah hutan. Mudah-mudahan ini berdaya guna potensi, sumber daya luar biasa yang dikelola secara profesional,” kata Ali Mazi.

Dalam catatan BKPM, realisasi investasi Kabupaten Buton tahun 2020 terdapat total 16 proyek, yang terdiri dari 5 proyek PMA dan 11 proyek dari PMDN. Nilai investasi keseluruhan proyek ini adalah sebesar Rp2,8 triliun.

Tindak Lanjuti Visi Presiden RI, Kepala BKPM Dorong Industri Aspal Buton untuk Tekan Impor

Bupati Buton La Bakry saat konfrensi Pers Kepala BKPM

Bupati Buton, La Bakry menjelaskan saat ini sama-sama menyaksikan PT Kartika Prima Abadi menerima SK tax holiday. Diharapkan dengan penerimaan SK itu, seluruh masyarakat dan jajaran Pemkab Buton akan lebih mempermudah investasi masuk di Kabupaten Buton.

Sebab, kata dia, Buton tidak hanyA memiliki tambang Aspal. Melain juga memiliki, sejumlah tambang lain. Ada Nikel dan juga Mangan.

“Dan ada lagi satu izin yang ingin mendirikan Buton industri park. Mudah-mudahan dari padan penanaman modal memberi kemudahan, sehingga kawasan Kepulauan Buton ini bisa menikmati perkembangan investasi dan industri yang menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan Indonesia pada masa yang akan datang. Mudah-mudahan kehadiran bapak Kepala BKPM memberi berkah bagi kita semua,” tandasnya.

Sedangkan, juga ditempat yang sama, Direktur Utama PT Kartika Prima Abadi, Irwan Hermato menjelaskan atas nama perusahaan dirinya sangat bahagia Bahlil Lahadalia ditunjuk sabagai kepala BKPM. Hal ini membuat BKPM tidak lagi melihat investor dari luar negeri, melainkan mulai melihat investor dari dalam karena pengalamam investasi yang pernah dilakukan Bahlil

“Karena dari pengalaman investasi dalam negeri jadi saya terima kasih banyak atas dukungannya,” ujarnya.

Lanjut, ia tak hanya kepala BKPM, dirinya mengucapkan banyak terima kasih kepada Gubernur Sultra dan Bupati Buton yang selalu mendukung. Bahkan di Buton pihaknya mendapatkan jaminan, kenyamanan dan dianggap sebagai keluarga untuk melakukan investasi.

“Dan saya terima kasih banyak kepada bapak gubernur. Waktu pertama kali saya melapor ke Gubernur. Gubernur. Anda kerja saja. Tidak perlu khawatir kiri kanan. Fokus kerja saja itu pabrik. Dan saya juga berterima kasih kepada pak bupati dan masyarakat Buton, selama ini kami disini, kami dianggap keluarga. Kami diberi perlindungan, kami di beri tempat, kami diberi kenyamanan untuk beraktivitas disini,” ujarnya.

“Kami berkomitmen akan mengamankan dan mempermudah investasi yang masuk ke Buton. Tidak hanya aspal, kami juga ada nikel, mangan dan Buton Industrial Park. Semoga masyarakat Buton dapat menikmati hasil investasi dan industri yang menyesuaikan tuntutan Indonesia pada masa yang akan datang,” jelas Bupati Buton La Bakry.

Tindak Lanjuti Visi Presiden RI, Kepala BKPM Dorong Industri Aspal Buton untuk Tekan Impor

Bupati Buton La Bakry ketika memberikan paparannya tentang aspal Buton

Buton telah sejak lama diketahui potensi sumber daya alamnya, khususnya aspal. Namun pengelolaannya belum berjalan dengan optimal. PT KPA  menggunakan teknologi pemurnian aspal dengan kapasitas produksi 100.000 ton per tahun. Perusahaan menggunakan bahan baku aspal Buton yang disebut “asbuton” dengan kadar bitumen 20-30%. Nilai investasi pada tahap I mencapai sebesar Rp358 miliar.

“Ini adalah definisi terbaik dari dukungan dan kerja sama pemerintah dan swasta. BKPM tidak hanya melihat investasi dari luar (PMA), tetapi juga dari dalam (PMDN),” ucap Irwan Hermanto selaku Direktur Utama PT KPA.

Realisasi investasi di Sulawesi Tenggara sepanjang tahun 2020 mencapai Rp21,13 triliun yang didominasi oleh PMA. Dari hasil investasi ini, telah menyerap tenaga kerja sekitar 6.183 orang.

Berdasarkan sektor investasi, bidang usaha yang paling diminati di Sulawesi Tenggara adalah Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya lalu diposisi kedua adalah Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi dan posisi ketiga adalah Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan.

Tinggalkan Balasan