BUTON,FAKTASULTRA.ID – Untuk mensyukuri nikmat Allah SWT masyarakat desa Kondowa-Dongkala menggelar pesta adat tahunan di desanya, acara dipusatkan di Baruga desa, senin (28/12/2020).
Hadir saat acara Sultan Buton, Bupati Buton Drs La Bakry M.Si, Sesepuh adat Tokoh Budaya Buton Samsu Umar Abdul Samiun SH, Ketua DPRD Buton Hariasi Salad, pejabat eselon, Camat, Kades tokoh adat, agama dan masyarakat sekitar.
Sambutan Bupati Buton La Bakry mengatakan syukur alhamdulilah meskipun dalam suasana covid – 19 desa Kondowa Dongkala masih dapat menggelar pesta adat, dalam upaya mendoakan desa.
“Saya berharap tokoh adat, imam terus mendoakan agar ikhtiar tim gugus dan pemerintah akan diijazabah Allah SWT,”ujarnya.
Saat ini lanjut dia Buton tersisa enam yamg covid semoga kondisi ini dengan kerjasama semua tim dn masyarakat dapat mencegah penularan wabah covid – 19.
Kata dia kegiatan pesta adat juga sebagai upaya melestarikan adat dan budaya leluhur yang turun temurun, dan dalam meningkatkan pengembangan dibidang pariwisata.
Dia menyebut benteng Kondowa dan jalan masuk mendapat alokasi anggaran untuk pengerjaannya, in masuk dalam cagar budaya pembiayaanya bukan hanya dari Pemda Buton tapi Kementrian,”Buton dikenal pulau seribu benteng ini segera direvitalisasi agar jadi catatan sejarah Buton pernah jaya diasa lalu,”katanya.
Kedepan Takawa yang berada di daerah Kondowa akan menjadi ikon kabupaen Buton, ini bentuk kerjasama yang nyata pemerintah dan masyarakat, jika bukan dukungan masyarakat pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa.
Tokoh Budaya Buton Samsu Umar Abdul Samiun SH mengatakan terimakasih kepada masyarakat adat Dongkala-Kondowa yang telah mengundangnya dan menobatkannya menjadi sesepuh adat Kongdowa-Dongkala.
“Yang paling berkesan selama menjabat dulu adalah tokoh adat desa Kondowa melepaskan 71 ha untuk sarana perkantoran Takawa,”ujarnya.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat desa Kondowa dan Dongkala yang terus melestarikan budayanya.
Biasanya 99,9 persen disemua daerah di Kesultanan Buton dimana ada mesjid pasti ada baruga.
“Ini artinya tidak akan pernah ditemukan tradisi budaya kita yang bertentangan dengan agama. Tapi harus disejajarkan dengan akal sehat, jika sejajar tidak akan bertentangan,”ujarnya.
Untuk itu lanjut dia terhadap seluruh masyarkaat agar kegiatan budaya yang dilakukan harus dipertahankan inilah jati diri yang akan diwariskan kepada generasi penerus.
Sementara itu Sultan Buton yang hadir saat itu mengatakan Ritual tahunan diharapkan dapat berlanjut untuk kebahagiaan masyarakat.”Apa artinya acara adat kalau bukan untuk masyarakat dan membantu pemerintah,”katanya.
Diapun berharap setiap daerah dapat memajukan kearifan lokal, adat istiadat agar kehidupan masyarakat meningkat.
“Semoga acara ini tetap terpelihara setiap tahunnya,” harapnya.