Memberitakan Dengan Fakta
BUTON  

Pemda Buton Sosialisasi Pencegahan Stunting Di Desa Wasampela Wabula

Pemda Buton Sosialisasi Pencegahan Stunting Di Desa Wasampela Wabula
Pemda Buton Sosialisasi Pencegahan Stunting Di Desa Wasampela Wabula
Kader Kepo penanganan stunting melakukan sosialisasi di desa wasampela Wabula, rabu(25/07/2020)

BUTON,FAKTASULTRA.ID – Tim Penanganan Pencegahan Stunting Kabupaten Buton melakukan sosialisasi pencegahan Stunting di Desa Wasampela, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Rabu, 28 Juli 2020.

Tim pencegahan sunting terdiri dari Badan Perencanaan Pembangunan daerah (Bappeda) Kabupaten Buton, Dinas Kesehatan dan Dinas Kominfo Persandian Kabupaten Buton.

Kepala Bappeda Kabupaten Buton, Ahmad Mulia, SPt, MSi menjelaskan anak dalam kondisi stunting sangat berbeda dibandingkan dengan anak yang sehat karena apabila anak yang terdampak masalah stunting selain bentuk tubuh yang kerdil juga pemikirannya tidak terarah atau imajinatif.

Salah satu gangguan kesehatan yang berdampak pada bayi yaitu stunting atau tubuh pendek akibat kurang gizi kronik. Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

“Salah satu cara mencegah stunting adalah pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Upaya ini sangat diperlukan, mengingat stunting akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan pada saat dewasa. Akibat kekurangan gizi pada 1000 HPK bersifat permanen dan sulit diperbaiki. Anak stunting penyebab utamanya asupan gizi,” kata Kepala Bappeda yang didampingi Sekretaris Bappeda, La Ode Ricky Rizki Nugraha, SSTP di hadapan kader Kepo Desa Wasampela.

Petugas Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Buton yang menangani pencegahan Stunting, Rasdiana Sakka dan Emil ketika memberikan penyuluhan pencegahan stunting di hadapan ibu-ibu kader Kepo Desa Wasampela, kecamatan Wabula yang dipusatkan di Baruga Wasampela, mengatakan stunting kebanyakan disebabkan saat hamil, ibu-ibu tidak memeriksakan kehamilannya di puskesmas atau kurang mengkonsumsi makanan bergizi. Selain itu sang ibu juga setelah melahirkan, bayinya tidak rutin dibawa ke posyandu. Akibatnya bayi bisa mengalami kondisi tumbuh kerdil atau stunting.

“Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak. Stunting yang dialami anak-anak pada usia sebelum 2 tahun. Biasanya seorang anak terdampak kondisi stunting dimulai sejak masa kehamilan ibu,” terangnya.

Sekedar informasi, Tim Penanganan Pencegahan Stunting memberikan penyuluhan dan pembekalan pada Kader Kepo untuk menyampaikan kepada masyarakat tentang pencegahan stunting.

Tim juga mengunjungi rumah ibu-ibu hamil dan yang memiliki bayi untuk memberikan pencerahan secara langsung tentang pentingnya asupan gizi dan Asi pada ibu menyusui.

Selain itu tim juga membagikan dan memasang stiker tentang pencegahan stunting di rumah-rumah warga yang memiliki ibu hamil dan bayi.

Kader Kepo merupakan kader yang dibentuk Dinas Kesehatan yang bertugas melakukan kunjungan rumah di wilayah kerjanya. Tim Kepo menanyakan semua hal baik kesehatan ibu dan balita, termasuk makanan apa yang diberikan kepada bayi.

“Namanya juga tim Kepo, harus selalu kepo dengan informasi tentang perkembangan ibu hamil dan ibu-ibu menyusui di wilayahnya. Termasuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil dan menyusui. Termasuk asuapan gizinya,” kata Rasdiana.

Tinggalkan Balasan