
KENDARI, FAKTASULTRA. ID – Meski di tengah pandemi COVID-19, penjualan mobil pabrikan Jepang merek Suzuki itu mencatatkan angka penjualan yang tinggi sehingga salah satu dealer PT Suzuki Megahputra Kendari kehabisan stok.
Head Promotion Suzuki Megaputra Kendari, Rahmad Ladae mengatakan, permintaan terhadap mobil kelas menengah ke atas mulai meningkat sejak Juni 2020 setelah sempat menurun pada April hingga Mei 2020 akibat pandemi virus korona.
“Saat ini stok terbatas. Tinggal beberapa unit yang bisa didistribusikan kepada konsumen,” ujar Rahmad Ladae, saat ditemui di ruang kerjanya.
Menurut dia, permintaan tertinggi saat ini dicatatkan oleh unit XL7, New Ignis, Baleno, dan Ertiga.
Sementara, permintaan terhadap New Carry yang merupakan mobil niaga mengalami penurunan, hal tersebut tidak terlepas dari kegiatan usaha para pedagang yang terhambat akibat wabah Covid-19 yang belum juga berakhir.
“Di Megahputra Kendari saat ini yang paling banyak dipesan yaitu mobil kelas menengah keatas. Termasuk salah satunya XL7 yang merupakan jenis crossover atau Sport Utility Vehicle (SUV). Tapi sekali lagi kami imbau agar masyarakat tidak khawatir karena kami selalu berupaya memenuhi kebutuhan para konsumen setia kami,” katanya.
Meskipun stok saat ini kurang kata Rahmad, masyarakat yang berencana membeli mobil Suzuki agar tidak khawatir kehabisan stok, karena pihaknya selalu berupaya memenuhi permintaan konsumen yang merupakan prioritas utama.
Jika stok kurang kata dia, maka masih banyak strategi yang dapat dilakukan misalnya menggenjot distribusi dari Jakarta atau daerah terdekat yang memiliki unit Suzuki berlebih.
“Saat stok hampir habis, maka dari sekarang kami melakukan pemesanan ke Makassar. Paling lama dua hari stok sudah sampai. Armada mobil gendong juga ada dua. Setiap armada ini bisa memuat sampai empat unit mobil,” katanya.
Sejauh ini kata dia, pemesanan mobil oleh dialer Megahputra Kendari sudah berjalan normal. Meskipin di awal pandemi terjadi hambatan yang disebabkan pihak perusahaan harus memahami dan menyesuaikan diri dengan sejumlah regulasi.
“Sekarang meskipun tetap melaksanakan protokol yang sama, tapi orang-orang yang terlibat dalam pemesanan sudah memahami sistem sehingga lebih mudah,” pungkasnya.