
BUTON,FAKTASULTRA.ID – Ingin Seni tradisional, khususnya Pencak silat atau seni bela diri tradisional yang berasal dari Sampuabalo tetap lestari 60 pemuda Sampuabalo Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton belajar pencak silat kampung.
60 pemuda desa tersebut baru saja menamatkan pembelajarannya dan menggelar syukuran penamatan pencak silat kampung, selasa(26/05/2020).
Salah satu guru pencak silat Sampuabalo La Udiman mengatakan untuk terus menghidupkan pencak silat tradisional,maka perlu dilakukan pelestarian khususnya dikalangan generasi muda salah satunya dengan mengajarkan para pemuda desa seni bela diri kampung, Silat adat kampung ini tradisi pegangan para leluhur.
“Ada 60 murid dengan usia yang beragam mulai dari usia 18 tahun – 25 tahun secara rutin berlatih, dan hari ini kita menggelar syukuran penamatan 60 murid-murid yang mengikuti pencak silat tradisional dari Sampuabalo, dari dua desa Manuru dan Sampuabalo, “ujarnya.
Kata dia tak sedikit generasi muda lebih memilih aktivitas lain yang mengikuti tren, dibanding harus mempelajari seni pencak silat tradisional. Padahal, di tangan mereka lah tradisi dan budaya bangsa dapat terus hidup juga berkembang, menjadi salah satu yang membanggakan.

Untuk itu dengan mengembangkan seni pencak silat adat/tradisonal ini masyarakat Sampuabalo khususnya para generasi muda diharapkan semakin banyak yang bisa mencintai silat Kampung.
“Silat kampung berbeda dengan yang ada di organisasi, khusus tradisi kami yang diturunkan dari leluhur dan diajarkan kepada generasi, ini pegangan leluhur kami yang sudah lama ada,”katanya lagi.
Dia menjelaskan yang pertama diajarkan disilat kampung bagaimana pemecah bunga, seni belandiri/silat dan langkah teknik bagaimana berhadapan dengan lawan.
Walaupun saat ini pandemik corona namun katanya lagi sistem pengajarannya satu persatu dan diketahui pemerintah desa setempat Saat ini dan syukuran penamatannya digelar dengan menampilkan apa yang pernah diajarkan.
“Pencak silat selama ini pernah ada tapi sudah lama karena menunggu guru maka masyarakat sedikit bersabar, memang banyak yang tahu tapi tidak mampu menjadikan dirinya sebagai guru, sehingga baru terealisasi saat ini, 60 murid tamat belajar, “bebernya.
Diharapkannya para yang baru saja menamatkan pelajarannya agar kedepan dapat bermanfaat bagi masyarakat, ini bukan sebuah kekuatan tapi ini pegangan tradisi dan budaya.
Khusus bagi Pemda melalui Dinas Kebudayaan agar melestarikan nilai adat dan budaya yang dipegang lelulur, selalu motivasi masyarakat dan generasi muda untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya dan tradisi yang telah lama dibentuk oleh nenek moyang terdulu.
Pantauan kami acara pengamatan pencak silat pemuda Sampuabalo digelar di lapangan desa Sampuabalo dan warga desa setempat antusias menyaksikan atraksi yang ditampilkan para murid, selasa 26 mei 2020.





