
BUTON,FAKTASULTRA.ID – Gerakan Pemerhati Masyarakat Buton (Gempar) menggandeng dewan rakyat opsisi buton lagi-lagi turun ke jalan menyampaikan aspirasinya, tuntutannya diantaranya terkait pelayanan mobil damkar dan lelang jabatan.
Korlap Aksi Abdul Hamid mengatakan ada beberapa hal yang menjadi tuntutannya diantaranya Mobil damkar Buton yang dinilainya baramg bekas, Pelantikan kadis hasil lelang jabatan belum juga terealisasi, pasar di ambuau dan lasalimu segera difungsikan.
“Kami meminta kejelasan lelang jabatan yang tidak kunjung dilantik, mobil dkar yang baru dibeli tidak bisa mendaki lagi dan pasar segera difungsikan,”katanya lagi.
Selain itu dia juga meminta agar Kadis Perdagangan segera meninjau kembali pasar kaloko yang tidak tumbuh dengan baik perekonomiannya.
Korlap aksi lainnya Juardin juga menyeruhkan mobil damkar yang baru saja diadakan sudah tidak layak operasional,”Kami meminta agar diberikan mobil baru, Mobil itu tidak bisa mendaki, bagaimana akan melakukan pelayanan kepada masyarakat,”katanya.
Untuk itu dia meminta agar kadis terkait harus dievaluasi bahkan pihaknnya punya data mobdis yang katanya baru ternyata bekas dengan anggaran 900 juta ternyata pengadannya 1,4 miliar.
“Hari ini kami minta agar Buton dijadikan sentral terminal sehingga perputaran ekonomi dapat kembali, selain itu Lelang belum juga ada pelantikan ada apa? ,”katanya.
Sekda Buton Laode Dzilfar Djafar yang menemui massa mengatakan permohonan maaf Bupati Buton yang saat ini sedang menghadiri pelantikan perangkat desa di todanaga.
Diapun menjelaskan pelantikan pejabat ditengah – tengah penyusunan anggaran tidak bisa dilakukan pasalnya yang bertanggungjawab untuk mengelolah anggaran masih pejabat lama.
“Semoga selesai pertanggungjawaban bisa dilakukan pelantikan,”ujarnya.
Namun katanya pihaknya akan melihat kembali rujukan aturan yang berlaku terkait pelantikan pejabat tersebut.
Untuk Mobil damkar langsung ditanggapi mantan kadisnya Safaruddin, menurut dia pengadaan mobil damkar dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dilelang melalui ULP.
Soal anggarannya lanjut dia sebesar Rp 900 jutaan dari pengusulan Rp 1.4 miliar dam sisa anggaran ini digunakan untuk peningkatan SDM ASN di Dinas Pemadam Kebakaran.
Kata dia lagi soal pasar memang menjadi perhatiannya, dan beruntung program 10 ribu Pasar dari Presiden di Buton sudah ada beberapa pasar yang mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat.
“Selesai pembangunnanya dilaksanakan maka dilakukan penyerahan dari pempus ke pemda, kami juga sudah mengidentifikasi dan menganalisa kenapa tidak dimanfaatkan mungkin ada dua belum diserahkan ke pemda dan sudah ada yang menjual tapi pembeli juga tidak ada,”tuturnya.
Pihak penyedia mobil dari superviser kalla toyota Karim membantah jika mobil yang dijualnya merupakan barang bekas.”Kami tidak menjual barang bekas, kalaupun ada karat semua mobil baru pasti ada karatnya walaupun sedikit apalagi mobil itu keluaran 2016 lalu,”ujarnya.
Katanya lagi mobil tersebut saat diperiksa bensinnya berbau minyak tanah sehingga kemungkinan hal ini yang membuatnya mandek namun bukan karena barang bekas.